KLIKANGGARAN-- Hamas mulai menembakkan roket ke Israel pada malam antara 9 dan 10 Mei. Serangan awal, yang tidak menyebabkan kematian atau kerusakan, merupakan tanggapan atas invasi Israel ke Masjid al-Aqsa dan upayanya untuk secara paksa mengusir keluarga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Palestina Merayakan Dimulainya Gencatan Senjata Gaza Setelah 11 Hari Serangan Udara Israel
Ketegangan sudah tinggi karena Israel telah membatasi hak warga Palestina untuk masuk dan sholat di Masjid al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan. Sekitar waktu yang sama, Mahkamah Agung Israel telah memerintahkan sebanyak 40 warga Palestina di Sheikh Jarrah, termasuk 10 anak, agar keluar dari rumah mereka, yang akan diambil alih oleh pemukim Israel.
Protes meletus di Sheikh Jarrah atas keputusan tersebut, dan dalam beberapa hari, demonstrasi solidaritas menyebar ke seluruh Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat, serta Gaza.
Labrak Peraturan Pemerintah, BRI Total Lost Setengah Triliun Rupiah
Pasukan Israel menyerang protes solidaritas besar di Masjid al-Aqsa yang telah mengikuti shalat tarawih dan menanti malam Lailatul Qadr dengan menembakkan gas air mata dan peluru logam berlapis karet ke dalam dan sekitar masjid, di mana Masjid al-Aqsa dianggap sebagai situs tersuci ketiga dalam Islam.
Relawan Siaga Apresiasi JNE Membantu Distribusi Logistik ke Daerah Bencana
Kemarahan dengan cepat menyebar ke seluruh komunitas Palestina, dan gerakan Hamas memberi ultimatum kepada Israel, menuntutnya menarik pasukannya dari Masjid al-Aqsa dan menghentikan rencananya untuk memaksa keluarga Palestina keluar dari Sheikh Jarrah.
Ketika Israel tidak merespon, Hamas menembakkan misil pertamanya. Keesokan harinya, Israel menanggapi dengan serangan udara yang canggih dan mulai menghancurkan gedung-gedung bertingkat. Sepanjang kampanye pembomannya, tingkat korban sipil yang tinggi, terutama anak-anak, telah didokumentasikan.
Sementara ada laporan bahwa gencatan senjata telah bersyarat pada pemenuhan tuntutan awal Hamas Israel, jurnalis Israel Barak Ravid telah melaporkan bahwa tidak ada kondisi seperti itu yang disepakati.
"Perjanjian itu tidak bersyarat. Tidak ada pemahaman atau komitmen mengenai masjid al-Aqsa atau Syekh Jarrah sebagai bagian dari perjanjian. Klaim itu sepenuhnya salah," kata seorang pejabat senior Israel kepada Ravid.
Menurut militer Israel, sekitar 4.000 roket telah ditembakkan ke Israel dari Gaza sejak Senin lalu.
Sumber: Middle East Eye