AS: China dan Rusia Adalah Saingan Utama dalam Strategi Maritim AS yang Baru

photo author
- Jumat, 18 Desember 2020 | 20:30 WIB
us navi
us navi


(KLIKANGGARAN0--Angkatan Laut AS akan mengadopsi pendekatan yang lebih 'tegas' ke China dan Rusia, sesuai dengan strategi maritim baru negara tersebut, yang mengatakan bahwa tindakan yang diambil dalam dekade berikutnya akan menentukan dinamika kekuatan selama sisa abad ini.


Berjudul 'Advantage at Sea', dokumen tersebut, yang ditulis oleh Angkatan Laut, Korps Marinir dan Penjaga Pantai, menyerukan integrasi yang lebih besar dari pasukan angkatan laut AS untuk melawan "saingan yang ditentukan" Beijing dan Moskow.


Baca Juga: Kementerian Keuangan Pastikan Tak Ada Kendala Berarti Soal DBH PALI


Menggambarkan China dan Rusia sebagai "dua ancaman paling signifikan bagi era perdamaian dan kemakmuran global ini," strategi maritim memprioritaskan persaingan dengan China karena "kekuatan ekonomi dan militer yang tumbuh" di negara itu, serta dugaan upayanya untuk "membentuk kembali dunia internasional sesuai dengan keinginannya. "


Mengenai Rusia, dokumen itu mengatakan Moskow harus terus diawasi untuk mencegahnya mengejar "lingkup pengaruh yang diperluas" dan "memecah tatanan internasional yang ada."


Pasukan angkatan laut AS harus "menerima risiko taktis yang diperhitungkan dan mengadopsi postur yang lebih tegas dalam operasi kita sehari-hari" untuk memastikan keunggulan strategis jangka panjang atas kedua "saingan," kata rencana Pentagon, dikutip RT.com.


Baca juga: MK Telah Terima 21 Permohonan Terkait Pilkada Serentak 2020


Strategi tersebut memperingatkan bahwa 10 tahun ke depan akan menjadi penentu dalam menentukan tatanan global untuk 80 tahun mendatang.


"Kami berada pada titik perubahan," bunyi laporan itu. "Tindakan kami dalam dekade ini akan membentuk keseimbangan kekuatan maritim selama sisa abad ini."


Moskow dan Beijing telah lama dipilih oleh Washington sebagai ancaman strategis teratas bagi dominasi militer AS. Selama setahun terakhir, Angkatan Laut AS telah meningkatkan aktivitasnya di Laut China Selatan, yang telah diklaim oleh Beijing sebagai kedaulatannya. China telah berulang kali memperingatkan bahwa serangan, yang menurut Angkatan Laut AS diperlukan untuk menjaga lalu lintas laut di wilayah tersebut, dapat memicu konfrontasi yang berbahaya.


Baca juga: Jokowi Ogah Berdamai dengan Israel: Akui Dulu Palestina sebagai Negara!


AS telah terlibat dalam kebuntuan maritim serupa dengan Rusia. Pada November, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa sebuah kapal perusak Rusia mengusir USS John S McCain dari Laut Jepang setelah mengancam akan menabrak kapal tersebut. Pentagon membantah laporan itu dan mengatakan McCain pergi atas kemauannya sendiri setelah melakukan "operasi normal di perairan internasional."


Sumber: RT.com


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nisa Muslimah

Tags

Rekomendasi

Terkini

X