Bom Bunker-Buster Akan Dijual ke Israel agar Militer Israel Tetap Unggul Secara Kualitatif

photo author
- Kamis, 29 Oktober 2020 | 08:30 WIB
bom bunker
bom bunker


(KLIKANGGARAN)--Dua anggota parlemen bipartisan House akan memperkenalkan rancangan undang-undang (RUU) yang akan meminta Kementerian Pertahanan AS untuk mempertimbangkan penjualan bom bunker-buster kepada Israel.  Bom bunker-buster tersebut mampu menembus fasilitas bawah tanah yang dijaga ketat.


RUU itu, yang bertujuan memberikan perlindungan Israel dari kemampuan Iran yang dirasakan, akan menjadi yang terbaru dari serangkaian langkah legislatif yang bertujuan untuk menjamin keunggulan militer kualitatif Israel (QME) di wilayah tersebut.


Ditjen PHU dan BPKH Belum Efektif dalam Aspek Penyusunan Besaran BPIH


"Kami harus memastikan sekutu kami Israel diperlengkapi dan siap untuk menghadapi berbagai macam ancaman, termasuk ancaman Iran yang bersenjata nuklir," kata anggota Kongres Josh Gottheimer, seorang Demokrat, dalam siaran persnya, sebagaimana dikutip Middle East Eye.


"Itulah mengapa saya bangga memperkenalkan RUU bipartisan baru ini untuk membela Israel dari Iran dan Hizbullah dan memperkuat keunggulan militer kualitatif sekutu bersejarah kami di kawasan itu dengan amunisi 'penghancur bunker'.


"Iran dan proksi terorisnya di seluruh kawasan tidak boleh mengancam AS atau Israel dengan senjata nuklir."


Anggota Kongres Brian Mast, seorang Republikan, ikut mensponsori RUU tersebut, yang akan diperkenalkan minggu ini.


Bunker-buster: bom non-nuklir terbesar


Angkatan Udara AS saat ini menyimpan penghancur bunker Massive Ordnance Penetrator (MOP), bom berpemandu dengan presisi GPS, dengan berat 30.000 pon (14.000 kg) - bom non-nuklir terbesar di gudang senjata AS.


Program Peningkatan Kontribusi EBT dalam Bauran Energi Nasional, BPK: Kurang Efektif pada Semua Tahapan Program


Undang-undang tersebut akan membuka kemungkinan AS menjual MOP ke Israel.


Pengujian MOP dimulai lebih dari satu dekade lalu, di tengah kekhawatiran atas ancaman nuklir yang dirasakan dari Korea Utara dan Iran, tetapi itu tidak pernah digunakan dalam pertempuran.


Pendahulunya, Massive Ordnance Air Blast (MOAB) - dengan sebagian kecil dari kekuatannya dan dijuluki "Mother of all Bombs" - pertama kali digunakan terhadap target kelompok ISIS di Afghanistan pada 13 April 2017 dan tidak digunakan lagi sejak saat itu.


MOP dikatakan mampu menembus 200 kaki bumi dan 60 kaki beton sebelum meledak untuk menargetkan fasilitas nuklir bawah tanah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X