Direktur Jenderal WHO: Berharap Pandemi Ini Berakhir dalam Waktu Kurang dari Dua Tahun'

photo author
- Sabtu, 22 Agustus 2020 | 15:43 WIB
tedros abhanom
tedros abhanom


(KLIKANGGARAN)--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan mereka berharap planet ini akan terbebas dari pandemi virus korona dalam waktu kurang dari dua tahun - lebih cepat daripada yang dibutuhkan untuk flu Spanyol.


"Kami berharap dapat menyelesaikan pandemi ini dalam waktu kurang dari dua tahun," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan dari markas besar WHO di Jenewa, bersikeras bahwa mungkin untuk menjinakkan virus corona baru lebih cepat daripada pandemi mematikan tahun 1918.


Dibandingkan dengan saat itu, dunia saat ini berada pada posisi yang kurang menguntungkan karena "globalisasi, kedekatan, keterhubungan", yang memungkinkan virus corona baru menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan kilat, Tedros mengakui.


Tetapi dunia juga sekarang memiliki keunggulan teknologi yang jauh lebih baik, katanya.


Dengan "memanfaatkan alat-alat yang ada secara maksimal dan berharap kami dapat memiliki alat tambahan seperti vaksin, saya kira kami dapat menyelesaikannya dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan flu 1918," tambahnya.


Lebih dari 22,75 juta orang telah dilaporkan terinfeksi oleh virus korona secara global sejak pertama kali diidentifikasi di China tahun lalu dan 794.814 telah meninggal, menurut penghitungan oleh Universitas Johns Hopkins.


Tetapi pandemi paling mematikan dalam sejarah modern, flu Spanyol, menewaskan sebanyak 50 juta orang dan menginfeksi hampir 500 juta orang di seluruh dunia antara Februari 1918 dan April 2020.


Lima kali lebih banyak orang meninggal karena itu daripada yang terjadi pada perang dunia pertama. Korban pertama tercatat di Amerika Serikat, sebelum menyebar ke Eropa dan kemudian ke seluruh dunia.


Pandemi itu datang dalam tiga gelombang, dengan gelombang kedua yang paling mematikan dimulai pada paruh kedua tahun 1918.


"Butuh tiga gelombang agar penyakit itu menginfeksi sebagian besar individu yang rentan," kata kepala darurat WHO Michael Ryan kepada wartawan.


Setelah itu, virus flu di balik pandemi berkembang menjadi penyakit musiman yang jauh lebih mematikan, yang muncul kembali selama beberapa dekade.


"Sangat sering, virus pandemi menetap menjadi pola musiman dari waktu ke waktu," kata Ryan, menambahkan sejauh ini, "virus ini tidak menunjukkan pola seperti gelombang yang serupa".


"Jelas, bila penyakitnya tidak terkendali, ia langsung melompat kembali," katanya.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X