Inggris, AS, dan Kanada Menuduh Rusia Meretas Percobaan Vaksin Virus

photo author
- Jumat, 17 Juli 2020 | 08:32 WIB
vaksin covid
vaksin covid


(KLIKANGGARAN)--Inggris, Amerika Serikat dan Kanada, pada Kamis (16-7), menuduh Rusia mencoba mencuri informasi dari para peneliti yang mencari vaksin COVID-19.


Tiga negara itu menuduh kelompok peretasan APT29, yang juga dikenal sebagai Cozy Bear dan dikatakan sebagai bagian dari dinas intelijen Rusia, menyerang lembaga-lembaga akademik dan penelitian farmasi yang terlibat dalam pengembangan vaksin coronavirus.


National Cyber ​​Security Centre, Inggris membuat pengumuman, yang dikoordinasikan dengan pihak berwenang di AS dan Kanada.


Baca juga: Video Hana Hanifah TikTokan Berlatar Logo BIN Viral, Apa Kata BIN?


"Benar-benar tidak dapat diterima bahwa Dinas Intelijen Rusia menargetkan mereka yang bekerja untuk memerangi pandemi coronavirus," kata Menteri Luar Negeri Dominic Raab dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Al Jazeera.


"Sementara yang lain mengejar kepentingan egois mereka dengan perilaku sembrono, Inggris dan sekutunya mulai melakukan dengan kerja keras untuk menemukan vaksin dan melindungi kesehatan global. ''


Serangan yang terus-menerus dan berkelanjutan dilihat oleh para pejabat intelijen sebagai upaya untuk mencuri kekayaan intelektual, daripada mengganggu penelitian. Kampanye "aktivitas jahat sedang berlangsung dan termasuk serangan" terutama terhadap pemerintah, diplomatik, think-tank, kesehatan dan target energi,” tulis Pusat Keamanan Cyber ​​Nasional dalam sebuah pernyataan.


Tidak jelas apakah ada informasi yang dicuri tetapi lembaga tersebut mengatakan informasi rahasia individu tidak diyakini telah dikompromikan.


Baca juga: BNI Syariah Gelar Public Lecture Virtual dengan Kagama Pertanian


Moskow menolak tuduhan itu.


"Kami tidak memiliki informasi tentang siapa yang bisa meretas perusahaan farmasi dan pusat penelitian di Inggris," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada kantor berita TASS.


"Kami hanya bisa mengatakan ini: Rusia tidak ada hubungannya dengan upaya ini."


Direktur operasi untuk pusat keamanan siber Inggris, Paul Chichester, mendesak "organisasi untuk membiasakan diri dengan saran yang kami terbitkan untuk membantu mempertahankan jaringan mereka".


Pernyataan itu tidak mengatakan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin tahu tentang peretasan penelitian vaksin, tetapi para pejabat Inggris percaya intelijen seperti itu akan sangat dihargai.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X