Hagia Sophia Menjadi Masjid, Paus Franciskus Mengecam Keputusan Erdogan

photo author
- Senin, 13 Juli 2020 | 05:24 WIB
IMG_20200713_051727
IMG_20200713_051727


VATICAN CITY (Klikanggaran) - Paus Franciskus mengatakan pada hari Minggu bahwa dia terluka oleh keputusan Turki untuk mengubah museum Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid. Dengan demikian, Paus Franciskus adalah pemimpin agama terbaru yang mengecam pengubahan tersebut.


"Pikiranku mengembara ke Istanbul. Saya memikirkan Santa Sophia dan saya sangat sedih,” katanya selama pemberkatan mingguannya di Lapangan Santo Petrus, sebagaimana dilaporkan Reuters.


Baca juga: Ketika Hagia Sophia kembali Menjadi Masjid: Antara Ideologi dan Politik


Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan doa pertama akan diadakan di Hagia Sophia pada 24 Juli, setelah menyatakan monumen kuno itu sekali lagi menjadi sebuah masjid, tindakan Erdogan menyusul keputusan pengadilan yang mencabut status Hagia Sophia sebagai museum.


Baca juga: Pejabat PBB Sebut Pangeran Arab Saudi Tersangka Utama Pembunuhan Jurnalis


Dewan Gereja Dunia telah meminta Erdogan untuk membatalkan keputusannya dan Patriark Bartholomew, pemimpin spiritual yang berbasis di Istanbul dari umat Kristen Ortodoks dunia, menyebut keputusan Erdogan itu mengecewakan.


Turki Mengubah Hagia Sophia Istanbul dari Museum menjadi Masjid


Erdogan mengatakan Hagia Sophia yang berusia hampir 1.500 tahun, yang pernah menjadi katedral Kristen, akan tetap terbuka untuk Muslim, Kristen, dan orang asing.


Dia menambahkan bahwa Turki telah menggunakan hak kedaulatannya untuk mengubahnya menjadi masjid dan akan menafsirkan kritik terhadap langkah itu sebagai serangan terhadap kemerdekaannya.


Baca juga: Karyawan Akses Sistem Secara Tidak Sah, Telkomsel Tempuh Jalur Hukum


Yunani mengecam langkah tersebut dan UNESCO mengatakan Komite Warisan Dunia akan meninjau status Hagia Sophia dan bahwa keputusan Turki itu menimbulkan pertanyaan tentang dampak pada nilai universal sebagai situs penting yang melampaui batas dan generasi.


Sumber: Reuters


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X