Saudi Meminta Umat Islam Menunggu Rencana Naik Haji di Tengah Krisis Covid-19

photo author
- Rabu, 1 April 2020 | 15:27 WIB
kabah masjidil haram
kabah masjidil haram


JAKARTA (KLIKANGGARAN)--Pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah meminta umat Islam untuk menunggu sampai ada kejelasan lebih lanjut tentang pandemi coronavirus sebelum berencana menunaikan ibadah haji pada tahun ini, demikian disampaikan Menteri Haji dan Umrah di TV pemerintah pada hari Selasa.


Awal bulan ini, Arab Saudi menghentikan kedatangan jamaah Umrah yang berlangsung sepanjang tahun karena kekhawatiran akan virus corona baru yang menyebar ke dua kota  suci muslim, sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya sehingga meningkatkan ketidakpastian atas ibadah haji tahunan.


BACA JUGA: Akan Bekerja di PLTU, Warga Usir TKA China  yang Tiba di Langkak Nagan Raya


Sekitar 2,5 juta jamaah haji dari seluruh dunia biasanya berduyun-duyun ke kota-kota Mekah dan Madinah untuk ritual selama seminggu yang dijadwalkan akan dimulai pada akhir Juli. Haji dan Umrah juga merupakan sumber pendapatan yang signifikan bagi kerajaan.


"Arab Saudi sepenuhnya siap untuk melayani jamaah haji dan umrah," kata Menteri Mohammed Saleh Benten kepada stasiun televisi Al-Ekhbariya yang dikelola pemerintah, seperti dikutip Aljazeera.


"Tetapi, di bawah keadaan saat ini, ketika kita berbicara tentang pandemi global ... kerajaan lebih memperhatikan untuk melindungi kesehatan umat Muslim dan warga negara dan oleh karena itu kami telah meminta umat Islam di semua negara untuk menunggu sebelum melakukan kontrak haji hingga situasinya jelas. "


BACA JUGA: FITRA Tekankan Pentingnya Transparansi Anggaran Covid-19 Rp405 Triliun


Selain menunda umrah, Arab Saudi juga telah menghentikan semua penerbangan penumpang internasional tanpa batas waktu dan pekan lalu memblokir masuk dan keluar ke beberapa kota, termasuk Mekah dan Madinah.


Penyelenggaraan haji adalah bisnis besar bagi Arab Saudi dan tulang punggung rencana untuk memperluas jumlah pengunjung di bawah agenda reformasi ekonomi ambisius Putra Mahkota Mohammed bin Salman.


Membatalkan haji akan menjadi hal yang belum pernah terjadi sebelumnya di zaman modern, tetapi membatasi kehadiran dari daerah berisiko tinggi telah terjadi sebelumnya, termasuk dalam beberapa tahun terakhir selama wabah Ebola.


Sampai saat ini, kerajaan telah melaporkan lebih dari 1.500 kasus virus korona yang dikonfirmasi dan 10 kematian. Secara global, lebih dari 825.000 orang telah terinfeksi dengan lebih dari 40.000 kematian tercatat.


Wabah penyakit telah secara teratur menjadi perhatian di sekitar haji, sebuah ibadah yang menjadi rukun dan biasanya seorang musim ingin melaksanakan minimal sekali seumur hidup mereka, terutama karena jamaah yang datang dari seluruh dunia.


Wabah paling awal yang tercatat terjadi pada tahun 632 ketika para peziarah memerangi malaria. Wabah kolera pada tahun 1821 menewaskan sekitar 20.000 peziarah. Wabah kolera lain pada tahun 1865 menewaskan 15.000 peziarah dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.


BACA JUGA: IPW: Polri Harus Tegas terhadap TKA Cina yang Masuk Indonesia

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X