KLIKANGGARAN.Com - Amerika Serikat diprediksi dapat menjadi episentrum pandemi virus corona, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa, 24 Maret 2020, sementara India mengumumkan lockdown nasional 24 jam penuh di negara dengan penduduk terpadat kedua di dunia.
India bersama Inggris dan negara-negara lain memberlakukan lockdown untuk menahan persebaran virus ketika aktivitas bisnis runtuh dari Jepang hingga Amerika Serikat dengan rekor kecepatan pada bulan Maret.
Virus corona yang sangat menular telah menyebabkan banyak wilayah melakukan lockdown. Di beberapa tempat terlihat tentara-tentara berpatroli di jalan-jalan untuk menjaga para penduduk untuk tetap diam di rumah, menghentikan layanan dan produksi dan memutus rantai pasokan.
"Krisis kesehatan global dengan cepat berubah menjadi resesi global, karena ada ketegangan yang jelas antara mencegah infeksi dan menghancurkan ekonomi," kata Edoardo Campanella, seorang ekonom di UniCredit Bank di Milan.
Tapi Wall Street mengalami pantulan dari posisi terendah selama tiga tahun karena investor menggantungkan harapan mereka pada Senat A.S. lewat disahkannya RUU stimulus mencapai $ 2 triliun.
Kasus virus korona yang terkonfirmasi di seluruh dunia melebihi 377.000 Orang di 194 negara pada Selasa pagi, menurut pantauan Reuters, serta lebih dari 16.500 di antaranya dalam kondisi fatal. [Reuters]
Di Jenewa, juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan jumlah mereka yang terinfeksi di Amerika Serikat meningkat tajam.
Selama 24 jam sebelumnya, 85 persen kasus baru ada di Eropa dan Amerika Serikat, dan 40 persen di antaranya ada di Amerika Serikat.
Pada hari Senin, virus corona telah menginfeksi lebih dari 42.000 orang di Amerika Serikat dan menewaskan sedikitnya 559 orang.
Ditanya apakah Amerika Serikat bisa menjadi pusat pandemi baru, Harris mengatakan: "Kami sekarang melihat percepatan yang sangat besar dalam kasus-kasus di AS. Jadi, memang ada potensi seperti itu."
(Sumber: Reuters)