AS-China Saling Jatuhkan Tarif Impor Baru, Perang Dagang Kian Sengit

photo author
- Sabtu, 24 Agustus 2019 | 07:30 WIB
Perang Dagang
Perang Dagang


Klikanggaran.com, JAKARTA – Amerika Serikat menjatuhkan tarif impor baru sebesar 5 persen atas produk senilai US$550 miliar dari China. Donald Trump menyampaikan kebijakan itu hanya beberapa jam setelah Beijing mengumumkan tarif impor atas barang-barang dari AS senilai US$75 miliar, Jumat (23-8-2019).


Trump juga menyatakan bahwa AS juga akan menaikkan tarif eksisting atas produk China senilai US$250 miliar dari 25 persen menjadi 30 persen per 1 Oktober 2019.
 
Lalu, Trump menyatakan bahwa AS akan menaikkan besaran tarif yang sudah direncanakan atas produk China senilai US$300 miliar menjadi 15 persen dari sebelumnya 10 persen.


Washington bakal mulai memberlakukan tarif baru mulai 1 September 2019. Namun, sebagian produk yang diincar baru akan dikenakan tarif pada 15 Desember 2019.
 
Sebagaimana dilaporkan Reuters, pada Sabtu (24-8-2019), pernyataan-pernyataan tersebut dipaparkan Trump melalui akun Twitter resminya. Bahkan, dia juga meminta perusahaan-perusahaan AS untuk memindahkan operasionalnya dari China ke negara lain, termasuk kembali ke AS.
 
Cuitan Trump berbunyi: "Kita tidak butuh China dan, sejujurnya, akan lebih baik tanpa mereka. Besarnya uang yang diperoleh dan dicuri oleh China dari AS, dari tahun ke tahun, selama beberapa puluh tahun, akan dan harus BERHENTI,"


Reaksi balasan Trump muncul setelah Kementerian Perdagangan (Kemendag) China mengemukakan bahwa pada 1 September dan 15 Desember 2019, bakal memberlakukan tarif tambahan sebesar 5 persen atau 10 persen atas 5.078 produk dari Negeri Paman Sam. Beberapa produk yang termasuk di dalamnya adalah kacang kedelai, daging sapi dan babi, serta pesawat kecil.
 
Tarif impor juga kembali diterapkan atas mobil dan komponen suku cadang kendaraan dari AS, yang sempat dihentikan sementara pada Desember 2018 ketika negosiasi dagang antara kedua negara menunjukkan tanda-tanda positif.
 
Kemendag China menegaskan bahwa, "Keputusan China untuk menerapkan tarif tambahan merupakan langkah yang terpaksa dilakukan sebagai respons atas sikap unilateralisme dan proteksionisme AS.”
 
China tentu ingin mencapai kesepakatan dengan AS, tapi itu tidak berarti akan menyepakati perjanjian yang tidak menghargai kedua pihak maupun kepentingan China, demikian ungkap seorang diplomat China yang tidak mau mengungkapkan namanya. Dia menambahkan jika AS menaikkan tarif, maka China bakal mengambil langkah balasan.


[Sumber: Reuters]


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Administrator

Tags

Rekomendasi

Terkini

X