Jakarta, Klikanggaran.com (06-08-2019) – Pada Senin, nilai tukar yuan melemah hingga melampaui level tujuh per dolar AS, terendah dalam 11 tahun. Pelemahan itu terjadi setelah bank sentral China People's Bank of China menetapkan titik tengah hariannya pada level terlemah dalam delapan bulan.
Lantas, bagaimana reaksi Presiden AS Donald Trump?
Melalui akun Twitter miliknya, Trump menyebut aksi itu sebagai "pelanggaran besar" dan "manipulasi mata uang”.
Situasi tersebut kian memanasnya ketegangan perdagangan antara AS dan China dan menyebakan pergerakan tiga indeks saham utama di bursa Wall Street Amerika Serikat (AS) berakhir turun tajam pada perdagangan Senin (5-8-2019),.
Reuters melaporkan, indeks S&P 500 tersungkur 2,98 persen atau 87,31 poin ke level 2.844,74, indeks Nasdaq Composite terjerembab 3,47 persen atau 278,03 poin ke level 7.726,04, sedangkan indeks Dow Jones Industrial Average berakhir anjlok 2,9 persen atau 767,27 poin ke posisi 27.717,74.
Sebagian investor melihat pergerakan dalam yuan itu sebagai tanggapan langsung pemerintah China terhadap pengumuman Trump soal rencana pengenaan tarif 10 persen pada sisa impor senilai US$300 miliar asal Negeri Tirai Bambu mulai 1 September.
Steven DeSanctis, pakar strategi ekuitas di Jefferies, New York menegaskan, “Ini eskalasi perang perdagangan.”
Menurut DeSanctis, penguatan dolar menghadirkan masalah lain. Bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan banyak bisnis di luar AS, semuanya masalah bertambah.
Pelemahan nilai tukar yuan dan penguatan dolar AS menimbulkan tantangan bagi perusahaan AS yang berbisnis di China, dengan secara efektif menaikkan biaya barang-barang mereka untuk konsumen Tiongkok.
Sementara itu, Kementerian Perdagangan China menyatakan perusahaan-perusahaan China telah berhenti membeli produk-produk pertanian AS. China juga tidak akan mengesampingkan penetapan tarif impor pada produk pertanian AS yang dibeli setelah 3 Agustus.
Saham perusahaan teknologi S&P 500, yang sangat terekspos pada pasar China, pun melorot 4,1 persen.
Saham Apple Inc merosot 5,2 persen setelah analis memperingatkan bahwa rencana pengenaan tarif baru dapat mengurangi permintaan untuk iPhone. Adapun indeks semikonduktor Philadelphia turun 4,4 persen.
Indeks Volatilitas CBOE, barometer tingkat kekhawatiran investor, melonjak 6,98 poin ke level 24,59, level tertingginya dalam sekitar tujuh bulan.
Keith Lerner, kepala strategi pasar di SunTrust Advisory Services, Atlanta mewanti-wanti bahwa “Pelemahan saham bisa bertambah jika tidak ada tanda-tanda perbaikan dalam hubungan perdagangan AS-China sebelum September, ketika tarif yang baru diumumkan akan berlaku.”