Jakarta, Klikanggaran.com (30-07-2019) -- Meskipun kedua pihak tidak banyak berharap akan ada kesepakatan, pada hari ini, Selasa (30-07-2019) negosiator Amerika Serikat (AS) dan China akan bertemu di Shanghai untuk memulai kembali perundingan dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu.
Shanghai yang menjadi pusat keuangan China dipilih sebagai tempat negosiasi yang akan menjadi diskusi tatap muka pertama sejak negosiasi gagal pada Mei lalu. Negoisasi Mei gagal setelah Presiden AS Donald Trump menuduh Cina mengingkari komitmennya.
Ketegangan berawal setelah AS menuduh China melakukan pencurian teknologinya secara tidak adil dalam perdagangan dengan perusahaan AS. Sejauh ini kedua negara saling mengenakan tarif impor dengan nilai lebih dari US$360 miliar.
Negosiasi terjadi ketika Beijing menghadapi tekanan berat atas kerusuhan sipil yang sedang berlangsung di Hong Kong.
Perlu dicatat bahwa beberapa hari sebelum pertemuan Shanghai, Trump mengancam akan menarik pengakuan atas status China sebagai negara berkembang di Organisasi Perdagangan Dunia. Tentu saja, hal itu membuat Beijing marah dan menilai AS sombong dan egois, yang menurut media pemerintah menggunakan tekanan menjelang perdagangan.
Trump mengatakan Jumat lalu bahwa dirinya percaya negosiator China berharap menunda kesepakatan sampai setelah pemilihan presiden AS tahun depan.
Seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Selasa (30-7), Trump mengatakan, "Ketika saya menang nantinya... mereka semua juga akan menandatangani kesepakatan.”
Trump juga membuat marah pihak China dengan mengatakan bahwa perlambatan ekonomi China akan memaksanya membuat perjanjian perdagangan. AS juga memasukkan raksasa telekomunikasi raksasa Huawei ke daftar masalah keamanan nasional
[dari berbagai sumber]/(emka)
