Jakarta, Klikanggaran.com (27-07-2019) – Pemerintah Amerika Serikat (AS) menambah dana bantuan tambahan bagi sektor agrikultur sebesar US$16 miliar sebagai dampak perang dagang yang semakin mencekik petani Amerika Serikat. Meskipun menyambut baik langkah yang diambil pemerintahnya, para petani AS tetap menginginkan perang dagang berakhir.
Zippy Duvall, Ketua Federasi Biro Pertanian Amerika, organisasi pertanian terbesar di negara itu, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat (26/7/2019) mengatakan, “Para petani Amerika lebih menginginkan perang dagang berakhir. Sangat penting untuk memulihkan pasar pertanian dan hubungan yang saling menguntungkan dengan mitra dagang kami di seluruh dunia.”
Seperti diketahui, Pemerintah Donald Trump merilis paket bantuan ini setelah menganggarkan dana sebesar US miliar untuk para petani pada tahun lalu.
Pendapatan industri pertanian di Amerika Serikat telah tertekan setelah China mengurangi permintaan untuk hampir semua hasil pertanian, mulai dari kapas, daging babi, hingga kedelai dari AS.
Tampaknya, bagi Trump, menjelang pemilu 2020, memenuhi permintaan dari basis pemilihnya di kawasan pedesaan kini menjadi sangat penting.
Ketua Asosiasi Penanam Gandum Nasional, Ben Scholz, berkata, “Bantuan ini seperti perekat luka, padahal kami butuh solusi jangka panjang.”
Produsen memahami bahwa China harus bertanggung jawab atas praktik perdagangan yang tidak adil. Namun, perang dagang bukanlah solusi, terutama ketika petani menjadi korban, tambah Scholz.
Menteri Pertanian AS, Sonny Perdue, mengatakan bahwa penyaluran dana bantuan putaran kedua ini akan membantu menopang pendapatan petani dan memberikan Trump waktu untuk mencapai kesepakatan dengan China.
Dalam sebuah perkembangan terbaru, Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, dan Menteri Keuangan, Steven Mnuchin, akan melakukan perjalanan ke China pekan depan untuk memulai kembali pembicaraan perdagangan tingkat tinggi.
Namun, petani AS akan terus menderita, sampai sebuah kesepakatan AS-China tercapai.
Pendapatan pada sektor pertanian Amerika turun 16% tahun lalu menjadi US$63 miliar, sekitar setengah dari tingkat pendapatan baru-baru ini pada 2013.
Overproduksi selama bertahun-tahun telah menjaga harga hasil panen mendekati posisi terendah historis, ditambah lagi dengan tekanan sebagai dampak sengketa perdagangan.
Kondisi perang dagang tersebut menyebabkan Brasil mengambil keuntungan dengan memperkuat hubungannya dengan China.
[sumber: Bloomberg]/(emka)