Jakarta, Klikanggaran.com (17-07-2019) – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo, mengatakan bahwa Iran yang terkena sanksi AS atas program senjatanya telah mengisyaratkan keterbukaan untuk pembicaraan. Pada sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran membuat komentar serupa dan menawarkan petunjuk pertama dari solusi diplomatik sejak Trump mengumumkan rencana pada untuk menekan ekspor minyak Iran pada Mei 2019, demikkian dilaporkan Bloomberg.
Pada perdagangan hari kedua berturut-turut, harga minyak melemah karena AS meningkatkan harapan meredanya ketegangan dengan Iran, sementara ancaman tarif baru Presiden Donald Trump terhadap China memicu kembali kekhawatiran tentang permintaan. Presiden Donald Trump menegaskan bahwa ia dapat mengenakan tarif tambahan pada impor China, meskipun berjanji untuk menunda lebih banyak tarif dalam gencatan perang perdagangan dengan Presiden China Xi Jinping bulan lalu.
Minyak West Texas Intermediate untuk kontrak Agustus diperdagangkan pada US$57,63 per barel pada pukul 16.43 waktu New York setelah setelah ditutup melemah 3,3 persen atau 1,96 poin ke level US$57,62 per barel di New York Mercantile Exchange, penurunan tertajam sejak 2 Juli.
Minyak Brent untuk kontrak September turun 2,13 poin ke level US$ 64,35 per barel di ICE Futures Europe Exchange di London. Minyak mentah patokan global diperdagagkan dengan premi US$6,61 dibandingkan WTI untuk bulan yang sama.
American Petroleum Institute industri melaporkan stok minyak suling AS naik 6,23 juta barel pekan lalu. Ini akan menjadi kenaikan terbesar sejak Januari jika data Energy Information Administration mengonfirmasi angka tersebut pada hari Rabu.
Di tengah kekhawatiran tentang permintaan global dan melonjaknya pasokan minyak shale AS, penurunan baru-baru ini telah menahan reli minyak mentah yang berlangsung selama sebulan terakhir,.
Minyak mentah juga kehilangan sebagian penguatan yang dipicu oleh Badai Barry, yang menutup hampir tiga perempat produksi Teluk Meksiko selama akhir pekan. Pengebor dan penyuling minyak di sepanjang pantai Teluk mulai kembali beraktivitas setelah badai bergerak ke daratan.
Tim analis di PVM Oil Associates Ltd, seperti dikutip Bloomberg mengatakan, "Katalis bullish adalah dalam terbatasnya pasokan. Dampak dari badai di Gulf Coast Mexico memudar ketika operasi lepas pantai di wilayah tersebut dilanjutkan. Pada saat yang sama, output shale AS terus memberikan tekanan pada harga minyak.”
Di awal sesi perdagangan, minyak naik bersama dengan bursa saham AS setelah penjualan ritel, output pabrik dan laporan perumahan AS berada di atas perkiraan. Sayangnya, reli gagal bertahan di tengah spekulasi bahwa data tersebut dapat mencegah Federal Reserve memangkas suku bunga.
[sumber: bloomberg]