Jakarta, KlikAnggaran.com - Pasca upaya kudeta pada 15 Juli 2016, Pemerintah Turki melaui Kedutaan Besar Turki di Jakarta, Indonesia, dalam situs resminya meminta sekolah-sekolah di Indonesia yang dianggap berkaitan dengan ulama terkemuka Fethullah Gulen dan organisasi yang mereka sebut teroris, agar ditutup. Permintaan ini mereka lakukan juga di negara lain.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sesuai dengan janjinya melakukan "bersih-bersih dari virus" di Turki usai gagalnya upaya kudeta. Menyikapi hal tersebut, pemerintah Ankara bahkan sudah menutup sekolah, universitas, dan institusi pendidikan lainnya di Turki yang berhubungan dengan Gülen.
Pembersihan terhadap pihak-pihak yang dituduh pro-Fethullah Gulen usai kudeta yang gagal di Turki itu terus meluas. Presiden Tayyip Erdogan memerintahkan 1.043 sekolah swasta, 2.229 yayasan amal dan 15 universitas ditutup.
Kedutaan Besar Turki di Indonesia merilis sembilan lembaga pendidikan di Tanah Air yang terkait dengan kegiatan Organisasi Teroris Fethullah (FETO). Mereka meminta pihak Indonesia menutup sekolah-sekolah tersebut. Bahkan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (UIN) Jakarta disebut sebagai salah satu kampus yang menjalin kerja sama dengan Fethullah Gulen melalui kegiatan Gulen Chair.
FETO sendiri merupakan sebutan dari Pemerintah Turki untuk para pengikut ulama Fethullah Gulen yang gagal melakukan kudeta beberapa waktu lalu. Sedangkan pihak UIN Jakarta menyebut, kegiatan yang berhubungan dengan Gulen sudah ditutup sebelum bulan Ramadan. (kr)