Jakarta, Klikanggaran.com - Banyaknya laporan terkait perangkat Note 7 membuat maskapai besar dan otoritas bandara bersikap tegas agar penumpang berhenti menggunakan telepon genggam saat berada dalam pesawat. Bahkan, hanya sekedar untuk pengisian baterai, dan larangan tersebut dipasang pada papan.
Banyaknya insiden dan kekhawatiran tentang perangkat Samsung Galaxy Note 7, bahkan terhadap perangkat pengganti membuat perusahaan teknologi raksasa itu menghentikan sementara produksi Samsung Galaxy Note 7.
Setelah menerima laporan dan menyelidiki berbagai laporan yang masuk, pada 2 September lalu akhirnya Samsung mengumumkan penarikan global sejumlah 2,5 juta Note 7s di 10 pasar termasuk Amerika Serikat, karena baterai yang rusak menyebabkan beberapa ponsel terbakar.
Hal tersebut diiringi laporan masuk, sebuah penerbangan Southwest Airlines dievakuasi pekan lalu setelah ada laporan dari satu keluarga tentang model pengganti Smartphone Note 7 miliknya yang mulai berasap di dalam pesawat.
Samsung mengatakan pada hari Senin itu bahwa pihaknya sedang menyelidiki laporan atas "masalah kerusakan" tersebut dan akan berbagi hasil temuan ketika penyelidikan selesai.
"Jika kita menemukan ada masalah pada produk, Samsung akan segera mengambil langkah, atas kesepakatan dengan (Komisi Keamanan Produk Konsumen AS) CPSC untuk segera mengatasi situasi," kata Samsung seperti dikutip Reuters.
Atas hasil penyelidikan, maka Samsung akhirnya mengambil sikap untuk sementara menghentikan produksi Galaxy Note 7. Alhasil, saham Samsung yang pada pekan lalu telah pulih, dipaksa turun 3,5 persen pada 0250 GMT, dibandingkan dengan pasar yang lebih luas datar. Dan, kini anjlok 6 persen pada perdagangan di bursa saham Seoul, Senin (10/10/2016).
"Saya pikir permasalahan pada Note 7 akan segera berakhir, tetapi ternyata timbul masalah lagi," kata manajer dana Alpha Asset Management CJ Heo.
Dia menambahkan, atas kondisi tersebut Samsung harus dapat memulihkan kerusakan reputasi jangka pendek atas dari penarikan perangkat.
(kr)
