Presiden Kolombia Raih Nobel Perdamaian

photo author
- Sabtu, 8 Oktober 2016 | 01:12 WIB
images_berita_Sep16_1-KR-Juan
images_berita_Sep16_1-KR-Juan

Klikanggaran.com - Beberapa waktu lalu Komite Nobel mengeluarkan pengumuman penghargaan Nobel Kimia 2016 yang diraih oleh Jean-Pierre Sauvage, Sir Fraser Stoddart, dan Bernard Feringa atas jasa mereka dalam merancang mesin pada skala molekul yang membantu pengembangan mesin-mesin berukuran amat kecil di dunia.

Kemudian penghargaan Nobel Fisika tahun 2016 dianugerahkan kepada David Thouless, Duncan Haldane, dan Michael Kosterlitz atas temuan mereka terkait bentuk aneh dari zat yang telah membantu para ilmuwan lain untuk merancang materi baru.

 

Sementara Nobel Kedokteran diraih oleh Yoshinori Ohsumi, ahli biologi dari Jepang, yang dianggap berjasa atas temuannya tentang degradasi dan daur ulang sel dalam proses yang disebut autofagi.

Kini giliran Juan Manuel Santos, Presiden Kolombia memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian 2016 atas usahanya untuk mengakhiri perang saudara yang telah berjalan selama 52 tahun dengan gerilyawan Marxis.

Presiden Santos telah memberikan pilihan kejutan pada acara hari dukungan. Setelah sekitar 50,24 persen para pemilih menolak kesepakatan damai, Presiden Mantos menandatangani kontrak kesepakatan damai dengan kelompok pemberontak.

Dikutip dari Reuters, Komite Nobel Norwegia mengatakan, Santos telah menggiring sebuah perang saudara terpanjang dalam sejarah modern secara signifikan menuju solusi damai, walaupun masih ada bahaya, proses perdamaian tersebut bisa runtuh.

"Ada bahaya nyata bahwa proses perdamaian akan berhenti dan perang saudara akan menyala lagi. Hal yang paling penting bahwa pihak tertentu terus menghormati gencatan senjata," kata Komite Nobel Norwegia saat mengumumkan penganugerahan, Jumat (7/9/2016).

Penghargaan ini dikecualikan (tidak untuk_Red) FARC, pemimpin gerilya Rodrigo Londono, yang lebih dikenal dengan nom de guerre Timochenko, yang menandatangani perjanjian perdamaian dengan Presiden Santos di Cartagena pada 26 September lalu.

Lebih dari 220.000 orang telah tewas di medan perang atau di pembantaian selama konflik antara gerilyawan sayap kiri, pasukan pemerintah, dan paramiliter sayap kanan. Jutaan telah mengungsi dan banyak mengemis di jalan-jalan ibukota.

(kr)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Kit Rose

Tags

Rekomendasi

Terkini

X