Klikanggaran.com- Pemerintah Saudi mengatakan hanya sekitar 1,86 juta jamaah haji, termasuk sekitar 1,3 juta berasal dari luar negeri yang datang ke Arab Saudi pada tahun ini. Angka ini turun dari angka puncak yang mendekati 3 juta beberapa tahun yang lalu. Jumlah jamaah haji luar negeri telah menurun sekitar 20 persen dan jumlah jamaah haji dari dalam Arab Saudi telah jatuh hingga setengahnya, kata Marwan Abbas Shaaban, Kepala Komite Nasional Kerajaan untuk Haji dan Umrah seperti dikutip Reuters. Secara keseluruhan, bisnis yang berhubungan dengan haji turun menjadi setengahnya, katanya.
Arab Saudi sendiri dan banyak dari tetangga Arabnya menderita penurunan harga minyak global yang telah memotong anggaran negara, menurunkan upah dan mengurangi pengeluaran domestik mewah. Perang di Timur Tengah juga berdampak pada ibadah haji.
Para pejabat memberikan berbagai alasan atas penurunan jumlah jamaah haji. Salah satu yang paling jelas adalah boikot oleh Iran, yang melarang warganya menghadiri haji tahun ini setelah hubungan diplomatik dengan Arab Saudi diputus menyusul eksekusi Saudi atas seorang ulama Syiah.
Teheran menuduh bahwa Riyadh yang harus disalahkan untuk musibah haji pada tahun lalu, ketika sedikitnya 2.070 jamaah haji tewas. Arab Saudi mengatakan keselamatan jamaah haji telah ditingkatkan selama bertahun-tahun dan menuduh Iran mempolitisasi ritual dengan kritik.
Shabaan mengatakan bahwa jamaah haji Iran biasanya mencapai 7 persen dari jamaah luar negeri.
Dia mengatakan faktor lain adalah pembangunan berlangsung di Mekah itu sendiri, yang dirancang untuk meningkatkan kapasitasnya pemerimaan jamaah haji di masa depan. Dengan demikian, berarti ada sedikit ruang sementara pembangunan masih terus berlangsung.
"Selama tiga tahun terakhir telah terjadi penurunan jumlah jamaah haji karena perluasan Dua Masjid Suci dan perbaikan infrastruktur besar," kata dia, juga mengutip "kondisi politik di beberapa negara dan kondisi ekonomi."
Perang di Suriah, Irak, Yaman dan Libya juga telah menurunkan jumlah jamaah haji tahun ini. Kebanyakan orang Suriah dan Yaman sekarang tinggal di wilayah yang ditentang oleh Arab Saudi, sehingga sulit untuk mendapatkan visa.
[Sumber: Reuters]
[Editing: MK]