peristiwa-internasional

Mesir: Peminjaman Artefak Islam ke Arab Saudi selama Dua Tahun

Senin, 16 November 2020 | 07:48 WIB
artefak mesir

Artefak yang akan dikirim ke museum di Dhahran akan menjadi bagian dari pameran tentang sejarah masjid di seluruh dunia. Ini akan dimulai pada bulan Desember dan berlangsung selama 24 bulan. Secara total, 130 artefak Islam dari seluruh dunia akan dipamerkan.


Bamsoet Ajak Gunakan Sepeda Produksi Dalam Negeri


SCA juga telah setuju dengan pusat pengawasan penyelenggaraan pameran. Sebelumnya, Menteri Purbakala dan Pariwisata Mesir Khaled al-Anani mengatakan pameran tersebut akan dipindahkan ke Mesir setelah dua tahun berlangsung di Arab Saudi.


Sekretaris Jenderal SCA Mustafa Waziri mengatakan perjanjian itu menggarisbawahi hubungan sejarah antara Mesir dan Arab Saudi.


"Kerja sama kedua negara bertujuan untuk peningkatan pertukaran budaya di antara mereka," ujarnya.


Wakil kepala Aramco Nabil al-Naeem mengatakan pameran yang direncanakan itu akan menjelaskan sejarah masjid.


"Seni ini mencerminkan kemajuan peradaban Islam di segala bidang," kata Naeem.


Ikatan yang kuat


Hubungan Mesir dan Saudi telah berkembang dengan stabil selama beberapa tahun. Kedua negara adalah bagian dari aliansi regional yang mencakup Uni Emirat Arab dan Bahrain. Anggota aliansi berbagi kepentingan politik dan strategis dan bersatu melawan ancaman politik yang sama, khususnya Ikhwanul Muslimin dan pengaruh Iran di wilayah tersebut.


Arab Saudi menawarkan dukungan yang signifikan kepada Sisi setelah penggulingan mendiang presiden dan anggota Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi pada 2013, senilai miliaran dolar.


Riyadh juga mendukung Kairo di forum internasional dan di dalam organisasi internasional ketika dikritik oleh kekuatan dunia atas catatan hak asasi manusianya.


Arab Saudi juga merupakan mitra investasi utama, dengan miliaran dolar investasi di Mesir.


Namun demikian, para arkeolog mengatakan bahwa hubungan ekonomi, politik dan strategis yang berkembang antara kedua negara seharusnya tidak mengorbankan warisan kuno Mesir.


"Kita seharusnya tidak membahayakan barang antik kita seperti ini," kata Shamaa. "Kami harus mencari cara lain untuk menghasilkan pendapatan."


Arkeolog lain menyerukan agar berhati-hati jika pemindahan barang antik ke negara lain tidak bisa dihindari.

Halaman:

Tags

Terkini