peristiwa-internasional

Macron mengatakan Islam 'dalam krisis', memicu reaksi dari Muslim

Jumat, 2 Oktober 2020 | 20:27 WIB
MACRON


(KLIKANGGARAN)--Presiden Emmanuel Macron telah mengumumkan rencana untuk membela nilai-nilai sekuler Prancis terhadap apa yang disebutnya sebagai "radikalisme Islam", dengan mengatakan bahwa agama tersebut "dalam krisis" di seluruh dunia, memicu reaksi balik dari para aktivis Muslim di seluruh dunia.





Dalam pidatonya yang telah lama ditunggu pada hari Jumat, Macron menegaskan "tidak ada konsesi" yang akan dibuat dalam upaya baru untuk mendorong agama keluar dari pendidikan dan sektor publik di Prancis.





“Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia saat ini, kami tidak hanya melihat ini di negara kami,” katanya.





Dia mengumumkan bahwa pemerintah akan mengajukan RUU pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.






https://twitter.com/MacaesBruno/status/1311965097821118464?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1311965097821118464%7Ctwgr%5Eshare_3&ref_url=https%3A%2F%2Fwww.aljazeera.com%2Fnews%2F2020%2F10%2F2%2Fmacron-announces-new-plan-to-regulate-islam-in-france




Langkah-langkah tersebut, kata Macron, ditujukan untuk mengatasi masalah tumbuhnya "radikalisasi" di Prancis dan meningkatkan "kemampuan kami untuk hidup bersama".





“Sekularisme adalah semen dari persatuan Prancis,” dia bersikeras, tetapi menambahkan bahwa tidak ada gunanya menstigmatisasi semua Muslim yang beriman.





Undang-undang mengizinkan orang untuk menganut agama apa pun yang mereka pilih, kata Macron, tetapi tampilan luar dari afiliasi keagamaan akan dilarang di sekolah atau layanan publik.


Halaman:

Tags

Terkini