peristiwa-internasional

Kosovo yang mayoritas Muslim setuju untuk menormalisasi hubungan dengan Israel

Sabtu, 5 September 2020 | 13:05 WIB
kosovo


(Klikanggaran)--Kosovo yang mayoritas Muslim setuju untuk mengakui Israel sebagai bagian dari kesepakatan yang ditengahi AS pada hari Jumat, sebuah kesepakatan yang juga akan melihat negara Eropa Timur itu menormalkan hubungan ekonomi dengan bekas saingannya Serbia, demikian dilansir oleh Middle East Eye.


Perjanjian tersebut, yang dielu-elukan oleh Presiden AS Donald Trump sebagai "terobosan besar", menyusul pertemuan dua hari antara para pejabat AS, Presiden Serbia Aleksandar Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti.


Baca juga: Anggota Pasukan Khusus India Tewas dalam Bentrokan di Perbatasan China


Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Serbia "berkomitmen untuk membuka kantor komersial di Yerusalem bulan ini dan memindahkan kedutaannya di sana pada Juli."


Washington mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017 dan memindahkan kedutaan AS ke sana pada Mei 2018 - sebuah langkah yang dikritik oleh Palestina dan sebagian besar komunitas internasional.


Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi, sementara Palestina melihat bagian timur kota sebagai ibu kota negara masa depan mereka.


Baca juga: Kesepakatan Israel-UEA: Akankah hak perwalian Yordania atas Masjid Al-Aqsa terpengaruh?


Pengumuman hari Jumat datang setelah perjanjian normalisasi kontroversial antara Israel dan Uni Emirat Arab dan tur regional oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo untuk melobi negara-negara Arab lainnya untuk mengikutinya.


Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyambut baik pengumuman tersebut dan mengatakan bahwa dia akan memperbarui upaya "sehingga lebih banyak negara Eropa akan memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem."


Menurut surat kabar Israel Haaretz, Trump menelepon Netanyahu selama pertemuannya dengan perdana menteri Kosovo dan memberi selamat kepada kedua pemimpin tersebut.


Setelah seruan itu, Netanyahu mengatakan Kosovo akan menjadi "negara pertama dengan mayoritas Muslim yang membuka kedutaan di Yerusalem".


"Seperti yang saya katakan dalam beberapa hari terakhir, lingkaran perdamaian dan pengakuan Israel semakin meluas, dan negara-negara lain diharapkan untuk bergabung dengannya."


Haaretz mengatakan Netanyahu juga berterima kasih kepada presiden Serbia atas "keputusan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel".


"Kami akan melanjutkan upaya agar negara-negara Eropa lainnya memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem," katanya seperti dikutip.

Halaman:

Tags

Terkini