Palembang, Klikanggaran.com--Perkembangan situasi politik lokal terkait Pilkada serentak di Kabupaten Ogan Ilir (OI) mulai terasa hangat. Elite Partai politik dan kandidat bakal calonnya mulai ramai dibincangkan di publik. Bahkan, branding personal antar kandidat yang akan tampil telah bertahap disosialisasikan dari beragam sisi ruang publikasi yang diminati massa.
Salah satunya yang menarik, yakni adanya uapaya sejumlah pihak yang mendorong kembali majunya putra Mantan Bupati Kabupaten Ogan Ilir dua Periode, Mawardi Yahya.
Bahkan ada semacam framing yang dibentuk, seolah-olah majunya A.W. Noviadi dan Panca Mawardi seakan sudah mendapat restu dari sang ayah, yang saat sedang memegang tampuk kekuasaan orang nomor dua di Sumsel.
Pengamat Politik yang juga berasal dari Forum Sriwijaya, Bagindo Togar Butar Butar, angkat bicara soal mulai memanasnya tensi politik di Kabupaten Ogan Ilir.
Menurut Togar, di Ogan Ilir sendiri Ada parpol yang bisa mengusulkan Paslonnya tanpa koalisi, dan ada juga beberapa parpol harus bergabung untuk mengusung paslon Cabup dan Cawabupnya.
Di sisi lain, petahana yang hingga kini masih tanpa wakil sepertinya akan berhadapan dengan kekuatan politik mantan pasangannya terdahulu yang digawangi oleh parpol terkuat didaerah ini, yakni Partai Golkar. Dimana ragam modal sumberdayanya begitu lengkap, mulai dari modal sosial, modal politik, empirikal juga modal finansial. Bahkan, modal trah atau dinasti politik dengan pejabat penting domestik wilayah ini.
Kekuatan pendukung Petahana juga tak berbeda jauh, hanya butuh tambahan kekuatan parpol minimal pemilik 1 kursi. Untuk Kabupaten Ogan Ilir minimal didukung 8 kursi DPRD. Informasi yang beredar dikalangan masyarakat, Parpol Golkar akan mendorong mantan Bupati sebelumnya atau saudara kandungnya untuk menjadi Cabup.
"Sah-sah saja, tak ada unsur legal normatif yang dilanggar. Namun, saat ini seolah-olah rakyat Ogan Ilir sedang 'ditawarkan sebuah pementasan dua judul fragmentasi berbeda, akan tetapi bintang utama dan sutradaranya berasal dari Trah yang sama," kata Bagindo, pada Klikanggaran.com, Jum'at (04/10/19).
Kemudian, berharap memperoleh respon objektif dari masyrakat Ogan Ilir atas 'twin choice' yang ditawarkan sang Godfather tadi. Akan tetapi alangkah lebih equal, natural dan prosedural bila melalui tahapan proses poltik yang normal, terbuka serta fairnes berlaku bagi seluruh kader partai di kabupaten ini.
"Misal, DPD Partai Golkar Provinsi Sumsel dan Ogan Ilir menyelenggarakan semacam sistem mekanisme seleksi (Konvesi) khusus balon Bupati/Wabup. Memberi peluang secara transparan dan tanpa pengistimewaan alias nondiskriminatif kepada semua kader maupun simpatisannya," ujar Togar
Sehingga, nantinya lanjutan kelak menjadi contoh bagi para Parpol lain dalam menjaring Paslon kepala daerah di Ogan Ilir.
"Tentu saja diharapkan berimplikasi munculnya sosok/ figur Paslon pemimpin daerah yang teruji dari sisi akutanbilitas, Integritas, intelektual, program kerja dan komitmen juga moral politiknya. Yang pada akhirnya mampu merubah design pembangunan Kab Ogan Ilir menjadi lebih nyata dirasakan genuitas kemanfaatan program kerjanya untuk masyarakat 5 tahun kedepan," harapnya.
Togar menekankan, pada kesimpulan akhir, keputusan terbaik ada dibenak rakyat Kabupaten Ogan Ilir itu sendiri yang ia lihat semakin cerdas, sadar dan paham dalam melakukan kewajiban juga hak-haknya sebagai warga daerah.
"Semoga perubahan yang sebenarnya mampu diwujudkan di Bumi Caram Seguguk," harapnya.