Jakarta, Klikanggaran.com (04-02-2019) - Produk Domesti Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah yang timbul dari berbagai aktivitas perekonomian suatu daerah. Dari sini, dapat terlihat bagaimana gambaran kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya.
Sumber daya di sini baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam sebagai modal produksi. Oleh karena itu, nilai PDRB akan bergantung pada sumber daya yang ada, dan sektor produksi daerah tersebut.
Kabupaten Berau adalah daerah yang memiliki sumber daya alam pertambangan cukup besar. Sektor perekonomian Kabupaten Berau sebagaian besar ditopang oleh lapangan usaha yang bergerak pada bidang pertambangan. Termasuk juga penggalian atas sumber daya alam.
Nilai PDRB yang berhasil ditorehkan Pemkab Berau di tahun 2017, mampu menyumbang sebesar 60,36% bagi Kabupaten Berau. Nilai itu diikuti juga pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 11,38%.
Faktor sumber daya alam memang mampu memberikan sumbangsih baik pada kondisi perekonomian daerah. Sayangnya, hal tersebut tidak mampu diimbangi oleh Pemkab Berau. Dalam hal ini upaya untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni.
Hal itu dapat dilihat dari sumbangsih perekonomian pada kategori jasa pendidikan. Kategori ini mencakup kegiatan jasa pendidikan pada berbagai tingkatan, untuk berbagai pekerjaan. Tak bisa dipungkiri, pendidikan menjadi hal yang sangat penting. Misalnya sebagai jalan untuk menciptakan tenaga kerja yang siap dan mampu mengelola sumber daya yang ada.
PDRB Pemkab Berau
Bayangkan jika SDM atau tenaga kerja tidak memiliki kompetensi yang mumpuni, dan tidak memiliki kemampuan yang diperlukan. Maka pemanfaatan sumber daya alam yang ada untuk membangun peradaban dan perekonomian daerah, akan cenderung stagnan. Bahkan bisa mengalami kemunduran. Sebab, putra-putra daerah kurang berinovasi terhadap perkembangan.
Bila melihat PDRB yang dipaparkan oleh Pemkab Berau, klikanggaran.com menemukan, angka jasa pendidikan hanya menyumbangkan sebesar 2,49% terhadap total perekonomian. Belum lagi bila berkaca pada angka pertisipasi murni (APK) dan angka partisipasi kotor (APK) pendidikan.
APK dan APM di Pemkab Berau menunjukkan, partisipasi siswa pada tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) masih minim. Artinya, masih banyak siswa di Pemkab Berau pada lulusan sekolah dasar tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Untuk diketahui, APM di tahun 2017 Pemkab Berau hanya mencatatkan sebesar 75,7% untuk tingkat SMP dan 68,6% untuk tingkat SMA. Sementara untuk tingkat SD, APM mencapai 99,5 %.
Bisa terlihat bahwa sebesar 20% lebih siswa tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Ini tentunya sangat berdampak pada kualitas kompetensi SDM di lingkungan Kabupaten Berau. Dapat disimpulkan juga, bahwa perhatian Pemkab Berau pada sektor pendidikan masih minim.
Untuk itu, publik berharap ada perubahan kebijakan yang diambil oleh Pemkab Berau. Misalnya membuat prioritas pada sektor pendidikan. Agar para putra putri daerah dapat mengenyam pendidikan yang menjadi haknya. Sebab Pemkab Berau juga memiliki kewajiban untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas.
Baca juga : Pemanfaatan Tanah dan Kendaraan Pemkab Berau Diduga Asal Pakai???