Pekanbaru, Klikanggaran.com - Terkadang kita perlu memahami bahwa diam bukanlah pasrah dan menyerah akan keadaan. Sekian pekan drama peleburan rezim Soeharto seharusnya menjadi monumen, bahwa NKRI ini bukanlah milik seseorang atau kelompok. Pascapenurunan Kaisar Jawa setelah 32 tahun menggenggam erat singgasananya, para mahasiswa Indonesia terlihat tenang dan cenderung diam.
(Baca juga: Apa Benar Hukum di Indonesia Untuk Melindungi Rakyat?)
(Baca juga: Mahasiswa Seluruh Indonesia Asal Riau Kecewa Terhadap Polda Riau)
Apakah fase diam ini menjadikan kecerobohan dan keangkuhan hendak kembali merajalela? Nanti dulu, kata salah seorang mahasiswa yang tidak bersedia disebutkan namanya. Satu jarum dan gada telah melesat di Bumi Lancang Kuning, disusul aksi kongkow dari aparat yang seharusnya menjadi pelindung rakyatnya bersama Pak Bos dari pihak yng diduga sebagai pelaku pembakaran hutan dan lahan di tanah mereka.
Kecewa dan sakit telah dilayangkan, berbentuk sebuah pernyataan dan sikap oleh sejumlah mahasiswa dari Universitas Riau, disusul komunitas mahasiswa yang berdiam di Kota Yogyakarta. Memohon kepada sang tuan pemimpin untuk sebuah penyelesaian adil. Namun, suasana dingin menjadikan hujan panas menyelimuti rasa kecewa dari anak-anak bangsa itu. Jawaban dari pihak kepolisian setempat yang dianggap tidak masuk di akal itu membuat mereka bergerak maju.
Para mahasiswa itu merapat menyatukan barisan, saling bergandeng tangan, mencari jalan agar suara mereka didengar.
“Kami sedang mempersiapkan konsolidasi,” kata salah seorang dari mereka.
Disusul informasi masuk ke meja redaksi sore ini bahwa di sana sedang berlangsung konsolidasi persiapan aksi untuk kasus "Kongkow-kongkow pihak Kapolda Riau bersama pembakar lahan". Bupati, Gubernur, dan mahasiswa se-Universitas Riau berkumpul di sekretariat BEM Universitas Riau untuk membahas langkah-langkah yang akan diambil.
Sebanyak 57 mahasiswa menghadiri rapat konsolidasi tersebut, untuk menyatukan persepsi bahwasannya mahasiswa UR akan turun aksi pada hari Senin, 5 September 2016 dengan masa ribuan orang, yang terdiri dari seluruh mahasiswa UR.
"Sampai hari ini kita melihat bahwa aparat penegak hukum seakan tidak berpihak kepada kebenaran, hanya berpihak kepada bos-bos besar yang hari ini lahannya ikut menyumbangkan kabut asap di Provinsi Riau. Maka, hanya satu kata, kita akan melawan," kata Adit, selaku Mensospol BEM UR pada klikanggaran, Minggu (4/9/2016).
(kr)