“Untuk di gim pertama sendiri kita sudah benar menerapkan pola main dan lawan masih terlihat banyak mati sendiri. Gim kedua kita terlalu memaksa untuk bermain no lob dan mereka banyak inisiasi netting jadi kita kebanyakan menerima serangan dan kurang siap dalam defend. Di gim ketiga awal-awal masih banyak mati sendiri, setelah tertinggal 4-7 kita lebih berani untuk pegang depannya, lebih yakin dan nekat, terutama di poin-poin akhir,” ungkapnya lagi,”jelas Rian.
Selain itu, keberhasilannya untuk terus bertahan di Swiss Open 2022 hingga sampai final, Fajar/Rian mengaku karena termotivasi keberhasil Bagas/Fikri menjadi juara All England 2022.
“Yang pasti di setiap turnamen kita juga ingin selalu memberikan yang terbaik dan menang,” ucap Rian.
“Setelah melihat junior-junior sudah banyak yang maju, kita pun tidak mau kalah. Harus benar-benar ekstra kerja keras untuk mengembalikan performa maksimal kami,” kata Rian.**