Papua, Klikanggaran.com-- Cedera pada atlet adalah hal yang biasa. Pada cabang olahraga yang memang sering terjadi kontak fisik, sepertinya cedera akan dialami atletnya.
Jadi, menjadi atlet harus siap juga dengan cedera. Memang, atlet terus berupaya menjaga kebugaran tubuhnya agar bisa terus fit. Tetapi, cedera akan selalu mengintai, baik ketika berlatih maupun ketika dalam pertandingan.
Cedera itu berisiko. Risikonya bisa menyebabkan kecacatan atau kariernya terhenti. Itu apabila cederanya parah sekali.
Di gelanggang olahraga, kita dapat mengambil inspirasi atau hikmah dari atlet yang cedera, tetapi dia terus berjuang mengabaikan rasa sakitnya.
Baca Juga: Festival Film Internasional “Pearl of the Silk Road” Diadakan di Tashkent, Uzbekistan
Nah, kita bisa ambil hikmah dari atlet Judo Jakarta, Budi Prasetyo, yang diceritakan oleh Taufik Yudi Mulyanto, Wakil Ketua Kontingen DKI Jakarta pada PON Papua Klaster Kabupaten Mimika.
Budi Prasetyo yang cedera berat, dislokasi tulang di bahu, harus bertanding. Ia terus gigih bertanding tak memperdulikan rasa sakit.
Kegigihan dan perjuangan itu berbuah medali perunggu. Itu sebuah kemenangan yang heroik!
Budi meraih medali perunggu di kelas 66 kg putra, dan itu memiliki nilai perjuangan yang sangat tinggi.
Baca Juga: Di Tegal, Penurunan Covid-19 dan Capaian Vaksinasi, Tingkatkan Optimisme Perekonomian dan IKK
Sesaat setelah selesai tanding, Budi Prasetyo mengalami kesulitan merapikan judogi-nya.
Bahkan, Budi susah berjalan dengan normal untuk keluar arena, padahal yang cedera adalah anggota tubuh bagian atas.