Intanon tetap unggulan secara pengalaman dan rekor, namun momentum Gregoria yang mencapai final ketiga berturut-turut di Kumamoto serta kemenangan terakhir atas Intanon membuat peluang juara sangat terbuka.
Jika Gregoria mampu menjaga fokus seperti saat semifinal dan bermain sabar menghadapi permainan teknis Intanon, kesempatan mengangkat trofi sangat realistis.
“Di final saya berharap bisa bermain maksimal, bisa have fun di lapangan, tidak terlalu memikirkan hasilnya. Saya ingin berjuang semaksimal mungkin, tekadnya juara tapi fokus pada prosesnya dulu,” tegas Gregoria.
Gregoria juga tak lupa memberi apresiasi kepada para pendukung.
“Terima kasih banyak untuk pendukung yang hadir. Dukungannya terdengar dan sangat berarti,” ujarnya.
Indonesia kini menaruh harapan penuh pada Gregoria sebagai satu-satunya wakil tersisa untuk membawa pulang gelar dari Kumamoto.**