“Mereka sebagai tuan rumah mainnya bagus, solid, dan ngoyo. Kami banyak tertekan.”
Febriana juga menyebut bahwa aspek non-teknis lebih sulit dibanding pertandingan individu.
2. Ketidakstabilan fokus pada poin kritis, terutama sektor ganda
Ganda pertama Rachel/Febi kehilangan momen penting saat kedudukan 18-18 di gim ketiga.
Rachel mengatakan:
“Setelah 18-18 fokus menurun, mungkin karena rally panjang dan feeling beregu yang bikin buru-buru.”
Febi menambahkan:
“Defensenya rapat dan permainan depan Supissara sangat rapat. Itu bikin kami bingung.”
Kekalahan di partai ganda ini menjadi titik balik laga.
3. Permainan rapi dan minim error dari pemain-pemain top Thailand
Gregoria mengakui dominasi Ratchanok Intanon sebagai salah satu penyebab Thailand mengambil alih momentum.
“Ratchanok bermain sangat rapi, tidak banyak melakukan kesalahan. Saya sendiri tampil jauh dari lumayan.”
Kekalahan ini membuat Indonesia tertinggal 1-2 dan dalam posisi sulit.
Artikel Terkait
Bulutangakis SEA Games 2025: Tim Putra dan Putri Indonesia Siap Tempur di Final, Fokus Hadapi Thailand dan Malaysia
Jelang Final Bulutangkis SEA Games 2025, Tim Putri Indonesia Matangkan Strategi Hadapi Thailand
Jelang Final Bulutangkis SEA Games 2025, Tim Putra Indonesia Siap Tempur Hadapi Malaysia
Inilah Kunci Kemenangan Indonesia Saat Rebut Emas Beregu Putra SEA Games 2025