Orang Tua Tidak Setuju PTM pada Januari 2021: Survei PW ISNU DKI Jakarta

photo author
- Minggu, 3 Januari 2021 | 16:55 WIB
ujian
ujian


Jakarta, Klikanggaran--Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama (PW ISNU) DKI Jakarta melalui Bidang Pendidikan dan Kebudayaan setelah sukses melakukan kegiatan Seminar Nasional dengan tema “Refleksi Pendidikan Akhir Tahun di Masa Pandemi” dan Haul Gusdur ke 11 pada 31 Desember 2020 juga melakukan survei terkait kesiapan orangtua dalam Pembelajaran Tatap Muka (TPM) pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 yang dimulai pada Januari 2021.


Baca juga: Bagaimana Kematian Sang Jenderal Mengubah Strategi Iran di Irak: Bayangan Soleimani


Survei dilakukan selama satu pekan dari 28 Desember 2020 sampai dengan 2 Januari 2021.


Sasaran survei adalah orangtua siswa dari KB-TK sampai SMA dan orangtua mahasiswa.


Survei difokuskan kepada orangtua siswa dan orangtua mahasiswa di Jakarta dan beberapa daerah di Indonesia yang mengikuti survei ini.


Mengingat survei ini bersifat terbuka, sehingga tidak menutup kemungkinan orangtua di luar Jakarta turut serta mengikuti survei ini.


Berdasarkan data yang disampaikan ketua bidang Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Uswadin, M.Pd. jumlah responden yang masuk adalah sebanyak 1.327 responden dengan 64,1% berasal dari DKI Jakarta, 6,9% berasal dari Bodetabek dan daerah lainnya 29% berasal dari daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Ambon, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Papua.


Baca juga: Iran Menghapus Singkapan: Bayangan Soleimani


Berdasarkan data yang masuk terhadap pertanyaan apakah Bapak/ ibu setuju untuk semester genap atau mulai Januari 2021 dilakukan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah/ kampus?


Maka jawabannya adalah sebanyak 52% tidak setuju dan 48% setuju dilakukan pembelajaran tatap muka. Artinya walaupun selisih sedikit, namun ketidaksetujuan orangtua untuk pembelajaran tatap muka lebih besar dari yang setuju. Ini berarti orangtua masih banyak menghendaki belajar dari rumah (BDR).


Ada lima alasan utama yang dikemukakan orang tua terkait ketidaksetujuan terhadap pelaksanaan pembelajaran tatap muka, yaitu:



  1. Pandemi masih belum turun sehingga khawatir anak terdampak atau tertular Covid (72,6%)

  2. Guru/dosen atau orangtua lain belum tentu bersih dari Covid-19 (33,4%)

  3. Perjalanan ke sekolah/ kampus atau sebaliknya masih khawatir keamanan kesehatannya (26,8%)

  4. Sekolah/ kampus belum maksimal menyiapkan standar-standar sesuai protokol kesehatan (18,85)

  5. Keterbatasan pelindung muka/ face shield dan masker yang dimiliki orangtua (11%)


Sementara itu, lima alasan utama orangtua setuju pembelajaran tatap muka, yaitu:



  1. Pembelajaran di rumah kurang maksimal (60,2%)

  2. Anak tidak fokus belajar dan cenderung bermain (44,3%)

  3. Anak-anak sudah mulai bosan belajar di rumah (40,7%)

  4. Anak-anak dengan menggunakan protokol kesehatan akan terhindar dari Covid (27,6%)

  5. Anak-anak kurang disiplin dan sering tidak mengerjakan tugas (25,6%)


Berdasarkan hasil survei tersebut PW ISNU DKI Jakarta merekomendasikan serta mengharapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan pemerintah daerah lainnya agar di semester genap ini pmebelajaran di sekolah dan kampus dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) sampai dengan pandemi Covid dinayatakan melandai dan aman.


Baca juga: Arab Saudi Melancarkan Serangan Udara di Sanaa setelah Ledakan Aden

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tim Berita

Tags

Rekomendasi

Terkini

X