Jakarta,Klikanggaran.com - Sekolah - sekolah di Indonesia sebagian besar mulai ditutup dari segala macam aktivitas di pertengahan bulan Maret 2020. Sejak sekolah ditutup seluruh aktivitas pembelajaran anak sekolah tetap dilanjutkan dengan cara daring (online). Minggu, 3 Mei 2020.
Semuanya serba mendadak, tanpa panduan cara pembelajaran daring karena keadaan yang darurat pandemi. Guru, siswa yang biasanya bisa belajar tatap muka di sekolah, harus bertemu melalui media daring.
Dengan berpindahnya tempat belajar di rumah, otomatis keterlibatan orang tua lebih diperlukan daripada dengan cara belajar konvensional sebelumnya. Oleh karenanya dibutuhkan kerjasama antara guru, siswa dan orang tua untuk kesuksesan belajar para siswa.
Bila sebelumnya media pembelajaran ke siswa dengan papan tulis sudah cukup memadai, dengan pembelajaran daring, teknologi hampir menjadi keharusan agar pembelajaran berjalan lancar. Di kota-kota besar pembelajaran daring bisa berjalan dengan mengandalkan aplikasi-aplikasi di smartphone, bila tidak ada laptop. Di kota-kota kecil atau desa, hambatannya lebih besar lagi, karena sinyal internet untuk smartphone masih belum menjangkau secara rata.
Beberapa hal yang harus dilakukan agar pembelajaran daring bisa berlangsung lancar :
1. Komunikasi antara guru dan orang tua
Komunikasi ini penting, terutama memberi pengertian kepada siswa didik di rumah, bahwa hal ini adalah sekolah online, bukan libur sekolah. Guru juga harus menekankan kepada orang tua tentang sekolah di rumah.
Agar anak didik maupun orang tua tidak menganggap sebagai libur sekolah, apalagi keluar rumah. Orang tua diharapkan juga bisa memberi pengertian anak, sampai wabah berakhir, kegiatan sekolah akan tetap dilakukan di rumah. Apalagi dengan kondisi yang belum tahu kapan berakhirnya pandemi, siswa harus tahu.
Sebaliknya, orang tua juga harus menginformasikan kondisi orang tua di rumah, bisa mendampingi kegiatan anak sekolah atau tidak. Karena tidak semua orang tua bisa bekerja dari rumah, sebagian masih ada yang harus mencari nafkah keluar rumah.
Kondisi - kondisi yang berbeda tiap siswa, membutuhkan fleksibilitas jadwal belajar siswa. Bila fleksibilitas ini tidak terpenuhi, siswa maupun orang tua bisa menjadi stres.
2. Buat Jadwal
Meskipun sekolah online tetap membutuhkan jadwal, yang paling cocok adalah jadwal yang fleksibel. Membuat jadwal tetap diperlukan untuk memastikan anak tetap belajar di rumah.
Perubahan dari kegiatan normal, baik siswa maupun orang tua, biasanya menjadi merasa tidak nyaman. Membuat jadwal antara anak dan orang tua, bukan hanya jadwal belajar tapi juga jadwal mengisi aktivitas di rumah. Agar tidak bosan selama di rumah, perlu dirancang aktifitas-aktifitas kreatif di luar pelajaran sekolah.
Selain itu, orang tua juga mempunyai kegiatan mencari nafkah, baik kerja dari rumah maupun masih harus kerja keluar rumah. Menyesuaikan jadwal antara jadwal anak dan jadwal orang tua, sehingga kebutuhan anak dan orang tua sama-sama terakomodasi.