(Klikanggaran)--Virus corona mungkin tidak terbunuh oleh suhu tinggi, menurut sebuah studi baru, sebagaimana dilaporkan NY Post.
Para peneliti di Universitas Aix-Marseille di Perancis tidak dapat menghancurkan virus yang berada pada sel ginjal monyet hijau Afrika yang terinfeksi di ruang 140 derajat Fahrenheit (60°C) menurut sebuah penelitian pada server pra-cetak bioRxiv yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Ratusan WNA Jemaah Tabligh Akbar Diisolasi di Masjid Al Muttaqien
Para peneliti mengatakan mereka menguji dampak panas pada virus di kedua kondisi, yaitu lingkungan "bersih" dan "kotor".
Pada dua kondisi tersebut terlihat virus bereplikasi bahkan ketika terpapar selama satu jam pada suhu 140 derajat Fahrenheit (90° C), kata para peneliti.
Untuk membunuh virus, butuh 15 menit paparan suhu 197,6 derajat F, kata laporan itu.
Kekebalan Misterius Warga Bali dari Corona Jadi Sorotan Media Asing
Dan hasil awal dari percobaan laboratorium pemerintah mendukung teori bahwa cuaca yang lebih hangat dapat memperlambat penyebaran virus, menurut sebuah laporan.
Catatan pengarahan Departemen Keamanan Dalam Negeri yang bocor ke Yahoo News, menyarankan bahwa virus tidak bertahan lama di bawah sinar matahari, kelembaban dan suhu yang lebih hangat.
"Sinar matahari menghancurkan virus dengan cepat," kata dokumen itu, menurut Yahoo News.
Namun, laporan tersebut mengingatkan bahwa temuan tersebut tidak menunjukkan bahwa cuaca musim panas akan menghilangkan, atau bahkan mengurangi, kasus baru virus.
DHS menolak untuk mengkonfirmasi temuan dalam dokumen yang bocor, outlet melaporkan.
Dokter Cantik Bertubuh Iblis Turut Berjuang Menghadapi Virus Corona
"Sebagai kebijakan, departemen tidak mengomentari dokumen yang diduga bocor," kata DHS dalam sebuah pernyataan.
