Merupakan sebuah punggung bukit tepat berada di bawah kawah Merapi. Ini juga merupakan misteri Gunung Merapi yang cukup dikenal masyarakat luas. Menurut cerita almarhum Mbah Marijan, Setiap malam Jumat akan ada Pasar Bubrah yang merupakan pasar para makhluk halus. Akan terdengar kegaduhan seperti pasar pada umumnya di sana. Suara alunan gamelan dan gending (musik/lagu) Jawa akan terdengar sayup-sayup. Tak sedikit pendaki Gunung Merapi yang sudah membuktikan kebenaran mitos Pasar Bubrah ini. Bahkan ada yang pernah melihat penampakan makhluk gaib berambut panjang bergelantungan di pohon, atau menyamar sebagai sesama pendaki, lengkap dengan atribut, namun berjalan melayang.
Seperti daerah angker lainnya, Gunung Merapi terkadang meminta tumbal. Sulit dipercaya, namun realitasnya beberapa pendaki menjadi korban di Gunung Merapi. Penduduk percaya bahwa itu merupakan tanda bahwa penguasa Merapi sedang menginginkan tumbal. Penduduk setempat mempercayai bahwa tumbal yang akan diambil penguasa Merapi adalah orang yang bertabiat buruk, atau orang yang membuatnya marah.
Sebelum terjadi erupsi pada awal bulan November tahun 2010, masyarakat setempat digemparkan oleh penampakan awan Mbah Petruk yang berhasil tertangkap kamera oleh seorang warga Magelang. Terdapat cerita menarik yang sempat beredar di masyarakat tentang awan Mbah Petruk yang terlihat menoleh ke kanan. Petruk sendiri adalah salah satu tokoh pewayangan Jawa yang sering diibaratkan sebagai seorang rakyat. Saat dimainkan oleh dalang, wajah Petruk biasanya selalu menoleh ke kiri. Tidak hanya itu, awan Mbah Petruk yang mengarah ke selatan juga merupakan pertanda bahwa kemarahannya akan lebih difokuskan ke wilayah selatan Merapi.
Akhirnya, pada 5 November 2010, sesuai kepercayaan masyarakat akan pertanda dari awan Mbah Petruk, terjadi erupsi Gunung Merapi dengan letusan dahsyat dan menimbulkan banyak korban. (kr)
