KLKANGGARAN -- Teater Patri sebagai salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Pamulang mempersembahkan pementasan tunggal dengan judul “Kampung Sepuh”.
Pementasan lakon 'Kampung Sepuh'ini dilaksanakan selama dua hari pada 20-21 September 2024.
Di bawah binaan Zaky Mubarok pementasan ini digelar di Amphiteater Seni Budaya, Taman Kota 2, Kota Tangerag Selatan.
Antusiasme penonton terlihat dari penuhnya tribun hingga tidak ada ruang yang kosong.
Bangkit Sanjaya selaku sutradara berhasil memberikan suguhan yang epic dan spektakuler. Bangkit mampu menghadirkan suasana mistis, menegangkan, juga humoris.
Baca Juga: Sinopsis Love Next Door Episode 12: Hubungan yang Membingungkan Seung-Hyo dan Seok-Ryu
Kampung Sepuh merupakan sebuah pertunjukan perjuangan sebuah kampung dalam mempertahankan kedaulatannya demi menyelamatkan ekosistem yang sudah ada.
Sementara para oligarki terus membuat strategi untuk mendapatkan bagian wilayah demi pembangunan ambisius. Kegelisahan pimpinan adat dan Negara terhadap keberlangsungan hidup di era yang mutakhir.
Bangkit selaku sutradara menceritakan awal mula mengangkat Kampung Sepuh sebagai pertunjukan tunggal.
“Berawal saya membaca naskah Kisah Perjuangan Suku Naga karya WS Rendra lalu melakukan observasi ke kasepuhan karang, Lebak, Banten. Pembacaan saya terhadap naskah karya WS Rendra adalah bagaimana perjuangan suku naga (kampung adat memperjuangkan/ menyelamatkan kampung adat agar tidak tersentuh oleh pembangunan, pertambangan yang direncanakan oleh pemerintah pusat.”
Lebih lanjut Bangkit Sanjaya juga menceritakan pembacaannya terhadap mereka (kampung adat) dapat bertahan/menjaga/menyelamatkan ekosistem adalah usaha mereka yang diwakilkan oleh Jaro sekaligus Kepala desa untuk mendapatkan legalitas hukum dan regulasi-regulasi yang sesuai.
Ketua Umum Teater Parti, M. Alif Alfa menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan pementasan tunggal ini. Alfa turut menyampaikan terima kasih kepada para penonton yang sudah antusias menyaksikan pertunjukan.
“Pementasan ini merupakan bentuk komitmen kami untuk terus mengembangkan seni budaya melalui teater. Kami berharap dengan lakon ini para penonton tidak hanya terhibur namun juga terinspirasi oleh semangat perjuangan dan pentingnya menjaga alam sebagai bentuk ekosistem yang terkandung dalam cerita.”
Artikel Terkait
Launching 13 Cabang, KH As'ad Said Ali Apresiasi TEA UI
BEM UNJ Selenggarakan Program Kerja FE Mengabdi di Kepulauan Seribu
Temu Komunitas: TCF Adakan Jahit Jaring
Mahasiswa Unjani Ini Ikut dalam Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ke-4 Kemendikbud, Begini Curhatannya
Komunitas Sastra Semesta Rayakan HUT ke-5 di Politeknik Sahid Pamulang