Kata-kata Joo-yeon dan Goon masih terngiang di benak Shin keesokan paginya, dan di lapangan pertandingan, Shin kehilangan servis. Semua orang terkesiap kaget, tidak percaya pangeran tenis yang sempurna itu bisa melakukan kesalahan seperti itu.
Shin tetap menang, tetapi ketika Ibu menegurnya setelah itu, dia meninggalkan jadwalnya. Dia akan beristirahat atas keputusannya sendiri, untuk pertama kalinya. Shin terlihat keren kali ini.
Sementara semua orang sibuk dengan pertandingan, Joo-yeon mendapati dirinya dalam kesulitan lain — para petinggi menuntut dokumen kerja penting yang seharusnya diserahkannya. Di tengah semua kekacauan baru-baru ini, Joo-yeon sama sekali tidak mengingatnya. Karena dia tidak bisa meminta Goon yang amnesia untuk mengembalikan kopernya, Joo-yeon berbohong untuk mendapatkan kode sandi rumah dari Ibu — kecuali Goon kembali ke rumah tepat saat Joo-yeon mendorong kopernya keluar.
Joo-yeon terbangun dan mendapati teman sekamar yang tak diundang dalam wujud JEON SAE-YAN ( Yang Hye-ji ) meringkuk di sebelahnya, dan suatu sarapan yang menyebalkan kemudian, Joo-yeon mengetahui bahwa Sae-yan adalah putri teman Ibu. Meskipun Joo-yeon hampir tidak ingat, mereka adalah teman masa kecil sampai Sae-yan pindah ke luar negeri. Sae-yan yang lincah memikat seluruh lingkungan dalam hitungan detik dengan kebaikannya yang suka menolong, yang membuat Joo-yeon jengkel.
Meskipun Sae-yan berusaha untuk menghidupkan kembali persahabatan mereka, Joo-yeon bersikap dingin padanya. Sae-yan mengeluh bahwa Joo-yeon egois dan mudah tersinggung.
Namun, Ibu mengatakan Joo-yeon hanya bertindak seperti itu untuk menutupi kesalahannya — dia menyaksikan kematian ayahnya saat dia masih kecil. Karena takut mengalami rasa sakit itu lagi, Joo-yeon menjauhkan diri dari orang lain sebagai mekanisme pertahanan diri. Traumanya tidak membenarkan perilakunya, tetapi hal itu memberikan konteksnya, dan saya harap drama ini membahas topik ini dengan serius.
Adapun Goon, kejenakaannya yang kekanak-kanakan memungkiri kedewasaannya yang penuh pertimbangan. Setelah mengetahui perasaan Joo-yeon terhadap Teo, Gun telah berusaha sebaik mungkin untuk menjaga Joo-yeon tanpa melewati batas.
Ia bahkan meninggalkan catatan yang mendesak Joo-yeon yang terlalu banyak bekerja untuk pulang dan beristirahat, lalu menandatangani sebagai Teo, mengetahui Joo-yeon akan lebih cenderung mendengarkan kata-kata Teo daripada kata-katanya. Selain itu, Goon juga mendirikan agensinya sendiri, merekrut Shi-on dan menjadwalkan rehabilitasi untuk lututnya yang cedera.
Semoga ia segera melepaskan saudaranya tersayang dari cengkeraman Direktur Hong yang licik — Shin berhak bermain tenis dengan caranya sendiri.