KLIKANGGARAN -- Dunia ini penuh dengan kenikmatan dan kesengsaraan. Selain itu, ia juga tak lama. Tadi bisa senang, sekarang bisa tiba-tiba galau. Oleh karenanya, semua tergantung pandangan kita terhadapnya.
Pandangan mempengaruhi segala kenikmatan dan kesengsaraan. Berapa banyak yang kita lihat itu nikmat, ternyata itu merupakan kesengsaraan bagi yang lain. Begitu juga sebaliknya.
Lalu, bagaimana seharusnya pandangan itu? Bagaimana membuat kenikmatan itu benar-benar sebuah kenikmatan? Dan bagaimana menjadikan kesengsaraan itu bukan akhir dari segalanya?
Imam Badiuzzaman Said Nursi membukakan hakikatnya kepada kita umat muslim. Dalam bukunya yang berjudul Nasihat Spiritual, Kalimat Kedua, ia menjelaskan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Said Nursi menyebutkan bahwa jika kita berpandangan dunia ini sebagai tempat penuh dengan perpisahan, tak ada keabadian setelahnya, maka kesengsaraan akan terus tertanam dalam diri.
Jika kita berpandangan bahwa seluruh makhluk hidup termasuk manusia merupakan hewan yang tak memiliki tujuan dan pemilik, maka kesengsaraan dari kematian akan terus menghantui.
Jika sebaliknya, kita berpandangan bahwa dunia ini adalah milik Allah Sang Pencipta segala sesuatu, maka akan tertanam kenikmatan maknawi dalam diri.
Kenikmatan maknawi tersebut menjadi benih kecil yang terus tumbuh dan akan berbuah di kehidupan surga yang abadi sebagai balasan atas penghambaan kepada Allah Sang Pencipta.
Begitulah pandangan kita seharusnya sebagai hamba Allah. Kenikmatan dan kesengsaraan apa pun yang kita alami, sandarkan semuanya kepada Allah Sang Pencipta.
Dengan begitu, hati menjadi tenang karena akan mendapat balasan yang baik dari Allah Swt kelak di kehidupan abadi.***
Silakan bagikan artikel ini dan selalu jaga kesehatan.
(Fadil Muhammad)