Pada sisi yang lain, penulis mendapatkan konsep yang memberikan pemahaman bahwa gaya bahasa itu cakupannya lebih luas jika dibandingkan dengan majas itu sendiri. Jika gaya bahasa dianalogikan sebagai sebuah rumah, majas adalah ruang tamunya. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam sebuah rumah tidak hanya terdiri dari ruang tamu, melainkan ada kamar tidur, ada dapur, teras, dan lainnya.
Dengan demikian, kita dihadapkan pada pertanyaan, Apakah gaya bahasa itu? Apa itu majas? Apa persamaan dan perbedaan keduanya? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini penulis paparkan gaya bahasa dan majas.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah ciri khas individu dalam menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan, yang membedakan satu penulis atau pembicara dengan lainnya. Melalui gaya bahasa, kita dapat menilai kualitas seseorang sebagai penulis atau pembicara, seperti apakah mereka lugas, menarik, atau sulit dipahami. Contohnya, ada yang dinilai sistematis dan mudah dimengerti, sementara lainnya dianggap berbelit dan membosankan.
Karakteristik penggunaan gaya bahasa seseorang sangat dipengaruhi atau ditandai oleh penggunaan beberapa faktor, di antaranya yaitu (1) diksi atau pilihan kata, (2) sintaksis atau ragam kalimat, dan (3) penggunaan majas. Ketiga faktor tersebut secara lebih jelas seperti tampak dalam penggambaran di bawah ini:
Fungsi Majas
Seperti yang telah dijabarkan pada uraian sebelumnya, majas memiliki fungsi berupa penyampaian pesan dengan efek-efek tertentu. Beberapa fungsi majas tersebut di antaranya aadalah mmmbangkitkan rasa senang dan selera pembaca, memengaruhi dan meyakinkan pembaca, menciptakan sebuah sugesti imajinasi atau perasaan tertentu, memperkuat efek terhadap gagasan, dan mendekatkan pembaca dengan penulis.
Perbedaan Majas dan Gaya Bahasa
Dalam masyarakat, istilah gaya bahasa sering disamakan dengan majas, namun keduanya memiliki perbedaan yang jelas. Gaya bahasa memiliki cakupan yang lebih luas, mencakup karakteristik penulis/pembicara dan cara berbahasa, sementara majas hanya merujuk pada penggunaan bahasa kiasan untuk menciptakan efek tertentu yang melampaui makna harfiah. Dengan demikian, penggunaan majas merupakan bagian dari gaya bahasa, tetapi gaya bahasa tidak terbatas hanya pada majas.
Penulis: Kusen (Dosen Sastra Indonesia Universitas Pamulang)