Di tengah arus kehidupan yang serba cepat dan penuh kepentingan, memaafkan tetapi tidak melupakan menjadi prinsip hidup yang relevan. Dunia ini tidak selalu adil, dan tidak semua orang membawa niat baik. Maka dari itu, kita butuh hati yang luas untuk memaafkan, tetapi juga butuh ingatan yang tajam untuk melindungi diri.
Akhirnya, hidup ini adalah perjalanan panjang antara mencintai dan kecewa, antara memberi dan disakiti, antara berharap dan dikhianati. Namun sejatinya, setiap kejadian—baik atau buruk—adalah bagian dari skenario agung Sang Maha Pengatur. Kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan, tetapi kita selalu bisa memilih bagaimana meresponsnya. Dan dalam banyak kasus, memaafkan tetapi tidak melupakan adalah jalan tengah yang paling manusiawi: penuh kasih, tetapi tetap bijaksana.
Jakarta, 20 Mei 2025
Penulis: Puspa Oktaningrum
Artikel Terkait
Inilah Sosok Shabrina Leanor, Juara I Indonesian Idol Musim ke-13, Siapa Sebenarnya?
Kronologi Kereta Malioboro Ekspres Tabrak 7 Pengendara Motor di Magetan Sebabkan 4 Orang Tewas di Tempat
Meningkatkan Kualitas SMK Sasmita Jaya 2 Melalui Manajemen Pendidikan yang Efektif dengan School-Based Management (SBM)
Innalillahi, Suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf Meninggal Dunia, Ini Penyebabnya
Ekspresikan Identitas Adat dan Budaya, Puncak Peringatan Hari Jadi XXVI Luwu Utara Digelar Meriah
Enam Pelaku Ditangkap Terkait Kasus Grup Facebook 'Fantasi Sedarah' dan 'Suka Duka', Siapa Saja?
Bupati Serahkan Bantuan Alsintan ke Sejumlah Poktan pada Puncak Peringatan Hari Jadi XXVI Luwu Utara
Dari Kebun ke Pasar, Kelompok Bisnis Madu dan Aren Raup Untung dari Praktik Agroforestri
2 Pokmas di Lutra Terima Bantuan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil Senilai Rp 1,5 Milyar
Tangani Banjir Malangke, PT. Vale Indonesia Bantu Pemda Lutra 2.000 Kantong Jumbo Bag