Memaafkan Tetapi Tidak Melupakan: Sebuah Refleksi atas Luka, Hikmah, dan Kewaspadaan

photo author
- Kamis, 22 Mei 2025 | 09:57 WIB
Ilustrasi (Istimewa)
Ilustrasi (Istimewa)

Di tengah arus kehidupan yang serba cepat dan penuh kepentingan, memaafkan tetapi tidak melupakan menjadi prinsip hidup yang relevan. Dunia ini tidak selalu adil, dan tidak semua orang membawa niat baik. Maka dari itu, kita butuh hati yang luas untuk memaafkan, tetapi juga butuh ingatan yang tajam untuk melindungi diri.

Akhirnya, hidup ini adalah perjalanan panjang antara mencintai dan kecewa, antara memberi dan disakiti, antara berharap dan dikhianati. Namun sejatinya, setiap kejadian—baik atau buruk—adalah bagian dari skenario agung Sang Maha Pengatur. Kita tidak selalu bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan, tetapi kita selalu bisa memilih bagaimana meresponsnya. Dan dalam banyak kasus, memaafkan tetapi tidak melupakan adalah jalan tengah yang paling manusiawi: penuh kasih, tetapi tetap bijaksana.

Jakarta, 20 Mei 2025
Penulis: Puspa Oktaningrum

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Insan Purnama

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X