Viral Penjual Es Teh Dihina Gus Miftah, Begini Penjelasan Gus Baha yang Bikin Hati Tenang saat Dihina

KLIKANGGARAN -- Perkara dihina, Gus Baha pernah menyampaikan bahwa dihina itu adalah ibadah.

Gus Baha dalam sebuah kajiannya menerangkan bahwa ketika dihina lalu kita pasrah, itu artinya kita sedang mengimani qada dan qadar.

Gus Baha menegaskan bahwa ketika dihina adalah momen di mana keburukan kita ditanggung oleh orang yang menghina.

Baca Juga: Lahirkan Bayi Perempuan, Jedar atau Jessica Iskandar Alami Kondisi Buruk

"Dihina orang itu ibadah," ujar Gus Baha dalam bahasa Jawa pada sebuah ceramahnya.

"Orang yang menghina dia pun atas kehendak Allah, kehendak Allah itu pasti baik, " lanjut Gus Baha.

Lebih lanjut Gus Baha menerangkan bahwa ada sejarah atau kisah yang masyhur tentang Sayid Ja'far Shadiq putra Muhammad Al Baqir.

Baca Juga: Kepala SMK Muhammadiyah Balebo Jadi Peserta Diksuspala Sulsel di Makassar

"Sayid Ja'far Shadiq putra Sayid Muhammad Al-Baqir itu dihina orang. Nyuwun sewu, bahkan di sebagian riwayat sampai diludahi dia asik saja lewat. Ketika ditanya, yang ngenye (menghina) itu bertanya kenapa anda tidak emosi? kata Sayid Baqir, apa kamu melihat saya ini sebagai orang yang anti qada dan qadar? Apa yang kamu lakukan ke saya, pertama yang saya fikirkan adalah 'kullun min iroodillah', semua ini kehendak Allah. Kenyataannya betul, orang tertentu yang dekat dengan Allah itu benar-benar ngak apa-apa, ngak ngefek," terang Gus Baha.

"Ada orang dirasane orang dihujat, ulama dihujat malah mengiriminya uang, 'tolong kirimi uang yang menghujat saya,' kenapa? Dia memberikan kebaikannya ke saya dan menanggung keburukan saya ke dia, maka orang seperti itu harus dikasih hadiah," ungkap Gus Baha.

Silakan bagikan artikel ini.