Luwu Utara --- Isra’ mi’raj, atau isra mi’raj, atau isra miraj, atau israk mikraj, dan atau isra mikraj adalah sebuah peristiwa di mana Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu.
Dalam perhitungan kalender Islam, peristiwa ini kemudian diperingati setiap tanggal 27 Rajab atau 8 Februari dalam tahun Masehi. Lalu, bagaimanakah tulisan isra miraj yang benar sesuai kaidah Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)?
Berdasarkan KBBI, penulisan yang benar adalah Isra Mikraj, yang berarti peristiwa perjalanan Nabi Muhammad Saw dari Masjidilharam ke Masjidilaksa, langsung ke Sidratul-muntaha pada malam hari untuk menerima perintah salat lima waktu.
Baca Juga: Pemborosan Anggaran Tunjangan DPRD Kutai Timur Capai Rp4,8 Miliar
Melansir situs resmi Balai Bahasa Aceh Kemdikbud, istilah Isra Mikraj berasal dari bahasa Arab. Hal ini berarti bahwa istilah Isra Mikraj berasal dari bahasa asing. Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah (edisi III, 2007), disebutkan bahwa pemadanan istilah asing ke dalam bahasa Indonesia dilakukan dengan tiga cara, yaitu penerjemahan, penyerapan yang merupakan gabungan dari penerjemahan), serta penyerapan itu sendiri.
Istilah isra mikraj adalah bentuk serapan dari bahasa Arab, yaitu isra’ wa mi’raj, sehingga penulisannya harus melalui penyerapan dengan sedikit penyesuaian ejaan dan lafal.
Dalam Pedoman Umum Pembentukan Istilah, proses penyerapan itu harus memperhatikan beberapa prinsip sebaagai berikut:
• Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan;
• Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu;
• Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya;
• Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya;
• Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.
Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi seseorang yang mendapatkan tugas untuk membuat flyer, baligho, spanduk, poster, maupun media promosi lainnya, termasuk bagi pers yang memuat berita seputar Isra Mikraj. (LHr)
Artikel Terkait
Hari Libur, Disdukcapil Luwu Utara Tetap Buka Layanan Kependudukan
Bupati Indah Sebut Tiga Hikmah Isra Mikraj yang Mesti Dipetik ASN Luwu Utara
Ustaz Bachtiar Nawir: Jangan Sombong karena Jabatan