Atas kelebihan karung sebanyak 8.530.368 lembar tersebut menunjukkan perencanaan pengadaan karung oleh Dept. Rendalsar kurang cermat. Pennasalahan ketidakcermatan dalam perencanaan dikarenakan Dept. Rendal sar tidak menggunakan data slock awal sesuai dengan BPC, dan kurang tepat dalam memperhitungkan eSlimasi kebuluhan penggunaan karung. Hal ini diuraikan dalam tabel berikut.
Berdasarkan label di alas diketahui bahwa Dept. Rendalsar lidak mem ili ki dasar yang kuat dalam merencanakan pengadaan karung sebanyak 30.000.000 lembar. Hal ini karena eslimasi kekurangan karung dalam perencanaan Dept. Rendalsar sebcnarnya hanya sebanyak I 1.222.706 lembar.
Perencanaan pengadaan karung 2018 sebanyak 30.000.000 lembar tcrsebut, dengan realisasi pengadaan karung yang tclah di lerima PT PKT adalah sebanyak 28.000 .000 lembar, sehingga masih terdapat kelebihan sebanyak 18.977.034 lembar. Jumlah srock karung ini selelah dikurangi dengan cadangan kebutuhan karung untuk empal bulan ke depan sebanyak 10.446.666 masih tersisa sebanyak 8.530.368 lembar (18.446.666 - 10.446.666).
Baca: Pemberian Honorarium Pembina BLUD RSUD dr. Soedirman Tidak Sesuai Dengan Ketentuan
Dengan demikian PT PKT keh ilangan kesempalan unluk menggunakan uang minimal sebesar Rp31.280.859 .456,00 (8.530.368 lembar x Rp3.667,00). Harga rata-rala karung per lembar untuk tahun 20 18 sebesar Rp3.677,00.
Ketiga, Terdapat inefisiensi penggunaan karung urea subsidi
Berdasarkan data produksi pupuk urea granul subsidi yang diperoleh dari BPC, diketahui bahwa selama tahun 2018, PT PKT memproduksi pupuk baik di Bontang maupun JPT (Jasa Pengantongan Terpadu) dhi. untuk pengantongan di daerah sebesar 1.461.340,80 Ion. Jika dikonversi maka penggunaan karung yaitu sebanyak 29.226.816 lembar (1.461.340,80 x 20). Sedangkan realisasi penggunaan kantong menurul aplikasi BPC sebanyak 31.640.715 lembar.
Dokumen yang dimiliki klikanggaran menyebutkan hasil perbandingan antara data real isasi pengantongan berdasarkan volume produksi dengan data realisasi penggunaan kantong menurut aplikasi BPC diketahui terdapat perbedaan realisasi pengunaan karung pada BPC scbanyak 2.413.899 lembar (3 1.640.715 - 29.226.816) atau sebesar 8,26%.
Atas perbedaan tersebut, Dept. Distribusi memberikan penjelasan seperti berikut. I) Dalam kontrak JPT, kerusakan karung yang diijinkan adalah sebesar 2% dari produk curah ex. Palka, hal ini tercantum dalam kontrak pengantongan;
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa toleransi yang dicadangkan adalah sebesar 5% sehingga inefisiensi kegiatan pengantongan minimal sebesar 3,26% (8,26% - 5%) atau sebanyak 2.413.899 lembar atau senilai Rp8.851.767.523,00.