bisnis

Ongkos Pengangkutan Peti Kemas secara Global Meroket: Lapor Sebuah Media Internasional

Selasa, 23 Januari 2024 | 19:57 WIB
Gambar hanya ilustrasi

KLIKANGARAN -- Ongkos pengangkutan peti kemas secara global telah mengalami kenaikan drastis dalam sebulan terakhir, menurut artikel terbaru yang diterbitkan oleh Wall Street Journal pada hari Minggu.

Serangan yang dilakukan oleh kelompok Houthi terhadap kapal kargo di Laut Merah telah menyebabkan kekacauan dalam rantai pasokan global, menunda pengiriman dan meningkatkan biaya transportasi, demikian disampaikan dalam artikel tersebut.

Data yang dikutip dari Drewry Shipping Consultants yang berbasis di London menunjukkan bahwa biaya pengiriman kontainer berukuran 40 kaki di seluruh dunia telah melonjak 23% menjadi $3,777 dalam pekan yang berakhir pada tanggal 18 Januari.

Angka ini lebih dari dua kali lipat dari jumlah biaya yang dikenakan sebulan yang lalu.

Artikel tersebut menulis, "Peningkatan ini dirasakan jauh melampaui dampak gangguan pada jalur perdagangan antara Tiongkok dan Eropa serta Pantai Timur AS."

WSJ juga mencatat bahwa tarif spot untuk mengirimkan kontainer dari Tiongkok ke Los Angeles telah melonjak 38% dalam satu minggu, mencapai $3,860 pada tanggal 18 Januari.

Philip Damas, direktur pelaksana Drewry, menggambarkan situasi ini sebagai "momennya pelayaran peti kemas internasional."

Ia menjelaskan bahwa banyak perusahaan besar yang memiliki kontrak jangka panjang dengan perusahaan pelayaran harus membayar biaya tambahan sebesar 20% atau lebih di luar tarif kontrak untuk mengkompensasi biaya yang semakin tinggi, seperti biaya bahan bakar dan asuransi.

Kelompok pemberontak Houthi yang berbasis di Yaman telah melancarkan puluhan serangan menggunakan drone dan rudal di Laut Merah sejak awal konflik Israel-Hamas pada bulan Oktober.

Mereka berjanji akan terus melakukan serangan sampai permusuhan berakhir dan blokade Israel di Gaza dicabut.

Risiko serangan yang semakin meningkat di Laut Merah telah mendorong perusahaan pelayaran besar untuk menghindari Terusan Suez, yang merupakan rute tercepat untuk memindahkan kargo antara Asia dan Eropa.

Lalu lintas maritim melalui jalur ini, yang biasanya menyumbang 15% dari pelayaran komersial global, telah mengalami penurunan sebesar 37% pada tahun 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data dari IMF.***

Tags

Terkini