Kasus Deepfake Siswa SMAN 11 Semarang, Polisi Soroti Dampak Psikologis dan Sikap Hati-hati Penanganan, Pelaku Mahasiswa UNDIP yang Ayahnya Polisi

Awal Mula Kasus dari Video Permintaan Maaf

Kasus bermula dari video permintaan maaf Chiko yang diunggah ke akun Instagram resmi sekolah, @sman11semarang, pada Rabu, 22 Oktober 2025.

Dalam video itu, ia mengaku membuat foto dan video palsu menggunakan aplikasi AI, bukan peristiwa nyata.

“Pembuatan video dengan judul ‘Skandal Smanse’, baik foto maupun video, itu tidak benar-benar ada. Namun, hanya editan belaka dengan aplikasi AI,” ujarnya.

“Saya ingin meminta permohonan maaf atas perbuatan saya, di mana saya telah mengedit dan mengunggah foto maupun video teman-teman tanpa izin,” tambah Chiko.

Baca Juga: Heboh, Tanah Warga Beralih Nama Tanpa Transaksi, Kantor Pertanahan Manggarai Barat Dipertanyakan

• Aksi Damai Siswa di Sekolah

Pascavideo itu beredar, ratusan siswa SMAN 11 Semarang menggelar aksi damai di halaman sekolah. Mereka menuntut keadilan bagi korban sambil membawa spanduk bertuliskan “Kami Butuh Keadilan” dan “Korban Butuh Perlindungan.”

“Keadilan! Keadilan!” teriak para siswa saat aksi di halaman sekolah, Senin, 20 Oktober 2025.

Kepala DP3AP2KB Jawa Tengah, Emma Rachmawati, yang hadir sebagai pembina upacara turut menyaksikan aksi spontan tersebut.

Perwakilan siswa kemudian diterima untuk mediasi dengan pihak sekolah guna mencari solusi atas peristiwa yang mengguncang reputasi sekolah itu.

“Kami meminta mediasi di ruangan terbuka maupun tertutup dengan kepala sekolah dan kami sebagai saksi. Kami tidak akan anarkis,” ujar salah satu orator aksi.**