(KLIKANGGARAN) --OpenAI terus memperkuat dominasinya di teknologi AI dengan meluncurkan GPT-5—penerus dari GPT-4 dan GPT-3, yang membawa peningkatan signifikan dalam berbagai aspek utama.
Berikut ini adalah perbandingan GPT 3, GPT 4 dan GPT 5.
-
Dari Teks ke Multimedia:
GPT-3 hanya menggenggam teks, sementara GPT-4 menambahkan pemrosesan gambar dan teks.GPT-5 melampaui keduanya dengan mendukung teks, gambar, audio, dan video—sebuah lompatan multimodal yang membuat interaksi lebih lintas format dan natural.
Baca Juga: Lima Wakil Indonesia Lolos ke Perempatfinal Thailand International Series 2025, Dominasi di Sektor Tunggal Putra -
Penalaran Lebih Andal:
GPT-3 cenderung menghasilkan jawaban kurang tepat. GPT-4 meningkat menjadi akurat—test seperti ujian bar menunjukkan GPT-4 masuk 10% teratas, sedangkan GPT-3 lanjutan berada di 10% terbawah.GPT-5, dengan sistem "Thinking" dan "Pro", jauh lebih andal—oralitasnya dalam menyelesaikan tugas kompleks mendekati PhD, bahkan melebihi model penalaran sebelumnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nominasi Ballon d'Or 2025: Kane, Bellingham, McTominay hingga Wirtz Masuk, Mbappe & Haaland Tetap Jadi Favorit -
Skala Konteks yang Semakin Besar:
GPT-3 hanya bisa menampung sekitar 2.000 token. GPT-4 membuka hingga 128k token.GPT-5 menggenjot lebih jauh—dengan kemampuan mengelola ratusan ribu token, bahkan hingga 1 juta token untuk memahami konteks panjang.
Dominasi di Bidang Kode dan Kreativitas:
GPT-5 menjadi model terbaik untuk coding; mencetak skor tertinggi di benchmark SWE-Bench Verified dan Aider Polyglot, serta lebih efisien dalam logika alat, token, dan kesalahan—menurunkan kesalahan besar hingga 22%.Di sisi kreatif, GPT-5 dapat menghasilkan puisi berbahasa elegan dengan metafora kuat, menyaingi GPT-4o dan model sebelumnya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Jalani Tes DNA di Bareskrim, Kuasa Hukum: Dua Sampel Diambil, Proses Terbuka dan Dihadiri Semua Pihak -
Keamanan, Keselamatan, dan Autentisitas Lebih Tinggi:
GPT-5 mengurangi tingkat kesalahan fakta (hallusination) hingga 45–80%. Ia juga lebih jujur, dengan penurunan tanda menyesatkan dibanding model o3, serta mampu menolak tugas yang tidak dapat diselesaikan dengan alasan jelas—meningkatkan kepercayaan pengguna.**