Meski diperkirakan akan meraih keuntungan, banyak investor yang masih meragukan kejelasan model bisnis AI yang semakin canggih ini.
Dengan satu kali pelatihan GPT-5 yang kabarnya menelan biaya 500 juta dolar AS (sekitar Rp8,15 triliun), ada ekspektasi besar agar model ini memberi manfaat signifikan bagi pengguna bisnis.
Pada demo peluncuran, GPT-5 memamerkan kemampuan membangun game pembelajaran bahasa daring hanya dalam hitungan detik. Namun, untuk penggunaan profesional, terutama dalam coding, GPT-5 masih harus membuktikan diri. Sejauh ini, banyak pelaku industri teknologi yang lebih memilih model Claude dari Anthropic untuk menulis kode.
Para pakar AI juga akan menguji klaim OpenAI bahwa GPT-5 telah mengurangi kecenderungan “halusinasi” atau menghasilkan jawaban keliru.
“Benda-benda yang berkilau selalu menyenangkan untuk dimainkan, dan saya sepenuhnya berharap GPT-5 akan menjadi yang paling berkilau sejauh ini,” ujar Gary Marcus, ilmuwan kognitif di New York University sekaligus pengamat AI.
“Tetapi itu tidak berarti bahwa ini adalah langkah kritis menuju AI yang dapat kita percaya,” tambahnya.**