DPR RI Pesta-Pora Disaat Pandemi Lewat Proyek Lift Rp55,8 Miliar

photo author
- Minggu, 23 Mei 2021 | 22:14 WIB
images (21)
images (21)


Jakarta,Klikanggaran.com - Saat masyarakat sengsara karena pandemi Covid-19, pejabat Senayan (DPR RI) malah pesta-pora lewat permintaan pelat nomor khusus bagi seluruh pimpinan dan anggota DPR RI sampai minta lift baru di gedung Nusantara 1 pada anggaran tahun 2021 yang menghabiskan duit negara Rp55,8 miliar.


Center for Budget Analysis (Lembaga CBA), sangat menyayangkan DPR RI yang kelewat egois, tidak menunjukan sedikitpun rasa empati terhadap kesulitan masyarakat.


"Puan Maharani sebagai pimpinan, Muhaimin Iskandar sebagai wakil koordinator kesejahteraan rakyat sama sekali tidak memberikan kontribusi saat pandemi bahkan untuk sekedar empati saja mereka seperti ogah," ujar Koordinator CBA, Jajang Nurjaman, Minggu (23-5).


Menurut Jajang, proyek lift baru gedung Nusantara 1 contohnya diajukan dan dijalankan saat kondisi pandemi. Tidak tanggung-tanggung anggaran yang dihabiskan mulai dari biaya konsultasi serta konstruksi sampai Rp55.816.525.000.


"Proyek lift baru adalah pemborosan nyata di tengah pandemi. Jika uang ini digunakan untuk paket sembako, setidaknya bisa mengurangi beban orang miskin dengan 186 ribu paket sembako, daripada digunakan untuk lift baru yang hanya dinikmati 575 pejabat Senayan," jelas Jajang


Lembaga CBA, kata Jajang, menilai proyek lift baru sangat janggal, terkesan dipaksakan. "Hal ini bisa dilihat dari penetapan pagu dan harga perkiraan sendiri yang asal ketik (angkanya sama) Rp 55,4 miliar. Akibatnya saat lelang nilai proyek jadi mahal dan boros."


"Selanjutnya nilai proyek yang disepakati Sekjen DPR RI dan pemenang tender PT Angkasa Pura Solusi (PT APS) sebesar Rp54,3 m juga mencurigakan. Jika dibandingkan tawaran terendah ada selisih sebesar Rp8,7 miliar," ujar Jajang.


Oleh karenanya, Lembaga CBA meminta kepada presiden Joko Widodo agar turun tangan menegur Puan Maharani, Muhaimin Iskandar dan CS, agar tidak bikin ulah.


"Kebijakan pelat nomor khusus daripada buat DPR lebih baik diperuntukkan bagi tenaga kesehatan. Begitupun proyek lift barus sebaiknya dibatalkan, lebih baik buat paket sembako bagi rakyat miskin yang jumlahnya terus meningkat seperti sekarang, di angka 27,55 juta orang," tandasnya. *(rls)


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X