Jakarta,Klikanggaran.com - Ketua Dewan Kehormatan DPP Partai Demokrat (PD), Hinca Panjaitan menepis tudingan Ketua Umum PD hasil Kongres Luar Biasa (KLB), Moeldoko yang menyebut alasan dirinya mau dipinang menjadi Ketum karena di partai berlambang bintang mercy itu telah terjadi pergeseran arus demokrasi dan ideologi.
Hinca mengaku pihaknya menolak secara tegas apa yang disampaikan Moeldoko menyangkut pergeseran tersebut. Mengingat, selama 5 tahun dirinya menjabat Sekjen dan dan sekarang sebagai Dewan Kehormatan, Hinca tak melihat hal tersebut.
"Kami tidak melihat itu, yang dituduhkan Pak Moeldoko sama sekali salah dan tidak benar. Justru partai ini partai tengah yang kami menyebutnya nasionalis religius," ujarnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29-3).
"Pak Moeldoko silakan baca AD/ART kami, di situ jelas kenapa partai ini didirikan, partai tengah, partai yang mengusung nasionalis religius. Di kami tidak soal ideologi itu, tidak ada hal-hal yang dituduhkan itu," sambung Hinca.
Hinca mengaku partainya konsisten sebagai partai nasionalis-religius. Hal itu tampak dari kepengurusan di mana pada saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Ketum yang muslim, sementara dirinya yang menjabat Sekjen partai menganut Kristen Katolik.
Dia menegaskan, perpaduan nasionalis-religius juga tampak dari kepengurusan partai di daerah di bawah kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
"Bahkan, kalau Pak Moeldoko paham betul, coba lah Pak Moel nyanyikan mars Partai Demokrat. Di situlah ikhtiar, di situ lah doa, di situlah semangat, di situ lah tujuan. Karena itu kalau ada yang bilang seperti itu apalagi Pak Moeldoko, Anda tidak tahu partai ini. Anda tidak mengerti partai ini. Kami yang mengerti," pungkas dia.