Nadiem Makarim Tidak Paham Terhadap Dunia Pendidikan, Reshuffle!

photo author
- Minggu, 16 Agustus 2020 | 08:09 WIB
Nadiem Makarim
Nadiem Makarim


Jakarta,Klikanggaran.com - Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin mengatakan masifnya kritikan terhadap sejumlah kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim, seharusnya direshuflle dari jabatannya sebagai Mendikbud.


Hal tersebut berdasarkan masifnya kritikan terhadap sejumlah kebijakan dari Nadiem Makarim, akibat ketidakpahamannya terhadap dunia pendidikan di Indonesia.


"Mendikbud (Nadiem Makarim) tak mengerti tentang dunia pendidikan Indonesia. Jadi kebijakan-kebijakannya salah sasaran. Dan stakeholder pendididikan juga banyak yang mengkritik serta protes atas kebijakan-kebijakannya," ujar Ujang, Minggu (16-8).


Menurut pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia ini, Nadiem layak dievaluasi lantaran dianggap sudah tidak lagi sejalan dengan visi misi Presiden. Hal itu tercermin dari program organisasi penggerak (POP) yang menuai kritikan karena dianggap menegasikan peran ormas bersejarah sekelas Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) hingga Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).


Menurut Ujang, Nadiem Makarim memang sukses secara karir di dunia digital seperti unicorn Gojek Indonesia. Hanya saja, ia tidak cocok jika harus menerapkan iklim bisnis di sektor pendidikan.


"Nadiem itu sukses di Gojek. Tapi tak cocok di Kemendikbud. Belum lagi, masalah birokrasi di Kemendikbud yang disebut-sebut ada birokrasi didalam birokrasi. Hal ini antara lain yang membuat institusi perlu dievaluasi dengan mencopot Nadiem Makarim selaku nahkoda masa depan pendidikan nasional," kata Ujang.


"Birokrasi di Kemendikbud juga acak-acakan. Bawa teman-temennya masuk Kemendikbud. Harusnya Jokowi reshuffle Mendikbud," jelasnya.


Bergulirnya wacana reshuffle kabinet ini setelah presiden Jokowi berpidato dan "marah-marah" terhadap para menterinya pada Sidang Kabinet Paripurna 18 Juni 2020 lantaran dianggap kurang memiliki sense of crisis, bahkan kepala negara mengancam akan merombak kabinet dan membubarkan 18 lembaga.


Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M.J. Putra

Tags

Rekomendasi

Terkini

X