Jakarta,Klikanggaran.com – Kasus penyiraman air keras kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan, masih menjadi misteri yang belum terpecahkan secara tuntas. Pasalna, penegakkan hukum kepada pelaku penyiraman dianggap masih belum mencapai rasa keadilan yang sesungguhnya.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, menilai kasus Novel ini belum tuntas sepenuhnya. Ia beranggapam, tidak cukup jika kasus ini berakhir pada dua orang aktor lapangan. Motif penyiraman pun dianggap harus terus digali, tidak hanya sebatas dendam pribadi.
“Sejak penyerangan tiga tahun lalu, upaya mengungkap pelaku berjalan sangat lambat. Dua pelaku yang merupakan anggota Kepolisian aktif memang sudah ditangkap, itu pun masih meragukan,” kata Usman melalaui keterangan tertulis, Sabtu (12-4).
Usman juga menyakini, ada aktor intelektual di balik penyiraman air keras tersebut. Oleh karena itu, niat baik pemegang otoritas negara diuji, guna membuktikan hukum akan ditegakkan secara adil atau tidak.
“Aktor-aktor lain yang terlibat harus diusut tuntas, terutama dalangnya. Bagaimanapun, Novel tetap menjadi simbol kesungguhan negara melawan korupsi. Kami menagih komitmen Presiden, untuk benar-benar mengungkapkan kasus Novel. Bentuk Tim investigasi yang independen dengan keahlian dan integritas yang dapat dipertanggungjawabkan,” jelasnya.
Menurut Usman, semua pihak yang bertanggungjawab atas kejahatan ini harus diadili. Selain itu, prosesnya harus memenuhi standar internasional tentang keadilan.
“Tidak boleh lagi ada korban seperti Novel di negara ini, baik dari pembela HAM di bidang pemberantasan korupsi maupun lingkungan hidup yang sering berkaitan masalahnya,” tandasnya.
Untuk diketahui, Novel disiram oleh dua orang tidak dikenal yang mengendarai sepeda motor pada 11 April 2017 lalu. Saat itu, Novel dalam perjalanan pulang usai menjalankan salat subuh di masjid dekat rumahnya, namun tiba-tiba ada penyerangan yang membuat mata kiri Novel rusak parah. Bahkan, ia hampir buta dan harus menjalani rangkaian operasi di Singapura. Sampai saat ini, bekas penyiraman ini masih terlihat di area mata Novel.