JAKARTA, klikanggaran.com---Kebijakan Work From Home yang diterapkan pemerintah untuk mencegah mata rantai penyebaran Virus Corona, tidaklah berjalan mulus dan diterima dengan baik oleh masyarakat. Sebab kebijakan ini harus dipertimbangkan dengan matang, agar kalangan yang terkena dampaknya mendapat solusi yang baik dalam usaha ataupun pekerjaan yang sedang dijalaninya. Di antara kalangan yang terkena dampak dari kebijakan tersebut, adalah ojek daring.
Dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ditayangkan oleh Tv One semalam (24/03), menghadirkan salah satu narasumber dari kalangan ojek daring, yakni Ginanjar, pengemudi ojek daring asal Kebagusan, Jakarta. Ia mewakili Jek Online (paguyuban) untuk menyampaikan aspirasinya menyikapi kebijakan Work From Home yang sedang diterapkan pemerintah sekarang.
Sebelumnya Ginanjar viral di media sosial karena video yang dibuatnya menyikapi kebijakan Work Form Home tersebut.
Pengemudi yang memiliki 3 orang anak ini bersyukur dapat menjadi narasumber di acara tersebut, karena selama dikalangan ojek daring mengalami kebingungun agar unek-unek yang sedang mereka rasakan bisa didengar oleh pemerintah.
“Saya sendiri bingung, bagaimana caranya suara kami itu terdengar. Bagaimana caranya unek-unek kita bisa sampai (ke pemerintah). Sampai akhirnya saya berpikir sambil menghabiskan dua batang rokok, saya bikin video kayanya seru nih, biar bisa tembus. Soalnya, sekarang kalau mau terdengar itu harus heboh.” kata Ginanjar saat diberi kesempatan berbicara di acara tersebut.
Dalam acara yang dipandu Karni Ilyas tersebut, ia berpandapat bahwa mereka (ojek daring) harus menekan pemerintah. Sebab menurutnya yang dibutuhkan saat ini bukan lagi kata-kata bijak ataupun kata-kata mutiara dari pemerintah, tetapi rangkulan tangan.
“Kita harus neken pemerintah, karena di sini kata-kata mutiara, kata-kata bijak kalian itu, bukan itu yang kami butuhkan sekarang. Bukan. Yang kami butuhkan sekarang itu, rangkulan tangan, wujud empati kalian semua. Kami sudah kenyang dinasehatin. Kami bukan warga yang tidak taat aturan. Kami taat. Kami tahu sakit, kami ke rumah sakit. Kami disuruh istirahat di rumah, kami istirahat di rumah. Balik lagi, saya apresiasi itu yang namanya simpati. Hello... (coba) belajar bagaimana cara memanusiakan manusia.” tambahnya.
Ginanjar juga berpandapat untuk melawan kasus Covid-19 ini, tidak hanya berpacu kepada pemerintah saja. Ia menyinggung para publik figur untuk saling membantu dalam pencegahan pandemik nasional ini.
“Hello... ke mana kalian yang suka posting-posting, yang jumlah subscribernya banyak, yang jumlah followernya banyak, yang berpenghasilan banyak, hello... share dong poto kalian itu. Bagi sama yang lain, karena di sini di sekarang ini tuh semuanya butuh yang namanya influencer, butuh yang namanya trendsetter, karena kebanyakan dari kita itu follower (kalian). Kalau ada yang nyontohin bagus, pasti nanti banyak (yang mencontoh). Ga usah mikirin ria, karena malaikat itu engga akan ngurangin nilai pahala. Jadi, PR-nya itu sekarang adalah masalah kemanusiaan.” tambah pengemudi yang berasal dari Yogyarta ini.
Di akhir statemennya, pengemudi yang sistem kerjanya ngalong ini menyampaikan poin utamanya tentang apa yang sedang ia alami bersama rekan-rekan pengemudi yang lain.
“Kami tidak minta dibantu dibayarin kontrakan, cicilan motor kami, tetapi kami butuh makan (selama) dua minggu. Kami kesampingkan kebutuhan saya seperti kontrakan yang itu. Ya, ini wujud saya taat pada peraturan pemerintah, saya tunduk dengan peraturan yang ada. Saya tidak akan membangkang.”ujarnya.
Ia juga menambahkan, untuk saat ini yang harus dilakukan public figur bukan hanya jargon-jargon, slogan-slogan, atau ajakan-ajakan (#dirumahaja), tetapi juga harus ada tindakan yang nyata.
“Tapi ya itu, (jangan) jargon-jargon, slogan slogan yang: hello…hello…hello…ayo kita istirahat di rumah (saja). Hello...juga, situ bisa istirahat, kami gimana? Ga usah kalian itu kasih sumbangan ke 100 orang ke yayasan atau engga ke mana, kalian cukup poto dua orang atau engga ke beberapa, lalu posting pasti viral. Pasti banyak yang ngikutin, oke. Itu baru namanya kebersamaan kita semua untuk melawan kasus ini.” pungkasnya.