Jakarta,Klikanggaran.com - Merujuk surat Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat (SPPIKB) Rabu,(13/11) no.104/DPP-SPPI-KB/I/1119, perihal pemberitahuan kunjungan dari SASK Finland (Serikat pekerja dari Finlandia) kepada Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero), pada saat kunjungan yang terlaksana pada Rabu,(20/11) pukul 09.00 wib sampai dengan jam 11.00 wib, sungguh sangat disayangkan karena tidak ada satupun perwakilan dari BOD dan Manajemen dibawahannya menyambut serta menghadiri undangan yang sangat penting untuk mempromosikan Indonesia kekancah Dunia Internasional melalui jalur Serikat Pekerja dari Finlandia.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama PT Pos Indonesia, Gilarsi Wahju Setijono, belum memberikan klarifikasi, ia hanya memberikan no kontak Direktur Hubungan Strategis dan Kelembagaan, Noer Fajrieansyah. Namun,kedua Direksi tersebut saat dikonfirmasi Klikanggaran.com Kamis,(21/11), belum juga memberikan pendapat sedikitpun.
Untuk diketahui,selain kunjungan pekerja Finlandia, terdapat juga dugaan tidak menyambut kunjungan tersebut, dimungkinkan karena pendapatan segmen LPU tahun 2017 dan 2018 tidak mampu menutup biaya operasional, sehingga membebani keuangan PT Pos Indonesia tahun 2017 sebesar Rp1.098.907.392.476,00 dan tahun 2018 sebesar Rp1.271.429.127.830,00. Oleh sebab itu, kemungkinan juga ditakutkan terjadi kembali di tahun 2019 dan diketahui oleh pekerja Finlandia.
Pasalnya,berdasarkan data yang dihimpun Klikanggaran.com, PT Pos Indonesia selaku designated operator mendapat mandat dari pemerintah untuk melaksanakan Layanan Pos Universal (LPU), yaitu layanan pos jenis tertentu yang wajib dijamin oleh Pemerintah untuk menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan RI. LPU memungkinkan masyarakat mengirim dan/atau menerima kiriman dari satu tempat ke tempat lain di dunia.
Atas pengelolaan segmen LPU menunjukkan PT Pos Indonesia mengalami kerugian untuk tahun 2017 sebesar Rp1.098.907.392.476,00 dan tahun 2018 sebesar Rp1.271.429.127.830,00. Kerugian tersebut antara lain disebabkan biaya operasional segmen LPU yang semakin meningkat, di lain pihak tarif LPU yang berpengaruh pada pendapatan PT Pos Indonesia belum disesuaikan sejak tahun 2013.
Namun demikian, berdasarkan Laporan keuangan Tahun 2017 dan 2018 diketahui PT Pos Indonesia memperoleh laba masing-masing sebesar Rp1.696.880.217.490,00 dan Rp730.925.440.414,00. Perolehan laba tersebut dipengaruhi oleh pendapatan dari segmen komersial, sedangkan untuk segmen LPU mengalami kerugian.
Sampai berita ini diterbitkan, Klikanggaran.com sedang menunggu klarifikasi atas Direksi PT Pos Indonesia.