Jakarta,Klikanggaran.com - Badan usaha pelaksana penugasan penyediaan dan pendistribusian LPG tertentu, melaksanakan distribusi LPG tertentu kepada rumah tangga dan usaha mikro melalui penyalur LPG tertentu yang ditunjuk pada wilayah distribusi yang ditentukan. Penyalur LPG tertentu dalam menyalurkan LPG tertentu dapat menunjuk sub penyalur LPG tertentu.
Pada pelaksanaannya, banyak penyalur atau subpenyalur mendistribusikan LPG Tabung 3 Kgtidak langsung ke konsumen pengguna melainkan ke pengecer yang membeli untuk dijual lagi. Atas permasalahan tersebut, Menteri ESDM mengeluarkan kebijakan dengan menerbitkan Surat No. 85744/MEM-M/2015 tanggal 3 November 2015 yang antara lain menyebutkan bahwa dalam rangka pendistribusian LPG Tabung 3 Kg tepat sasaran, Pertamina diharapkan mewajibkan sub penyalur mendistribusikan minimal 50% LPG Tabung 3 Kg langsung kepada konsumen akhir mulai Januari 2016.
Namun,sub penyalur pada 282 penyalur menyalurkan LPG Tabung 3 Kg ke pengecer melebihi 50% omzet penjualannya bukan langsung ke konsumen pengguna (End User) sebanyak 979.109 Kg dengan nilai subsidi sebesar Rp7.544.709.477,24.
Berdasarkan data yang dihimpun Klikanggaran.com, penyaluran LPG Tabung 3 Kg sampai tingkat sub penyalur di wilayah kerja MOR Is.d. MOR VI, diketahui masih terdapat penyaluran dari sub penyalur kepada pengecer yang melebihi 50% omzetnya sebanyak 326.370 tabung atau 979.109 kg dengan nilai subsidi sebesar Rp7.544.709.477,24.
Permasalahan tersebut mengakibatkan penyaluran LPG Tabung 3 Kg disajikan lebih tinggi sebanyak 326.370 tabung atau 979.109 kg dengan nilai subsidi sebesar Rp7.544.709.477,24 dalam perhitungan subsidi tahun 2018.
Sehingga isue Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dikabarkan bakal masuk ke BUMN energi PT Pertamina (Persero) disebut-sebut akan menjadi tempat berlabuh, karena berkemungkinan untuk meminimalisir permasalahan yang ada pada PT Pertamina seperti penyaluran LPG yang melebihi omzet sehingga menjadi alasan atas dirinya menduduki posisi strategis tersebut.
